J'ART KALIGRAFI ( pengrajin kaligrafi jarum dan benang )
Pada zaman Aisyah, di tanah Arab belum ada sekolah-sekolah seperti sekarang. Sebab itu banyak orang tidak pandai menulis atau membaca. Pandai menulis atau membaca adalah suatu keistimewaan. Islam menganjurkan setiap orang untuk belajar menulis dan membaca. Dengan berkembangnya Islam, berkembang pulalah kepandaiana tulis-baca. Nabis endiri menggiatkan ummatnya belajar membaca dan menulis.
Aisyah sendiri belajar membaca. Dia belajar membaca Al Quran dari ayahnya sendiri. Hafshah juga belajar tulis dan baca. Untuk mengembangkan pelajaran tulis baca, Nabi mengerahkan para tawanan dari perang Badar. Seorang tawanan bisa mendapat kemerdekaannya kembali, setelah dapat mengajar sepuluh orang Muslimm, sampai pandai menulis dan membaca.
Abu Bakar pada dasarnya seorang yang pandai bicara. Dia ahli pidato. Dia juga ahli dalam ilmu ranji atau asal usul nenek moyang. Kepandaian Abu Bakar ini, banyak sedikitnya juga turun kepada anaknya Aisyah. Kepandaian membaca Al Quran memberi pengaruh kepada pribadi Aisyah, terutama dalam hal sopan santun dan budi pekerti. Islam mengutamakan budi pekerti dan akhlak mulia. Tinggi rendahnya derajat seseorang ditentukan oleh pengabdiannya kepada Allah.
Keajaiban besar dalam kemajuan sejarah yang dibawa oleh Rasulullah saw ialah perobahan besar-besaran dalam pribadi berjuta-juta manusia. Pendidikan Aisyah yang lebih tinggi terletah dalam asuhan Rasulullah saw. Sedangkan Rasulullah saw adalah seorang guru terbesar dalam sejarah kemanusiaan. Aisyah dididik denga suatu cita-cita tertentu. Nabi membentuk pribadi dan jiwa Aisyah sebagai wanita setia, yang bertaqwa kepada Allah, dan wanita yang akan menerangkan ajaran Islam kepada wanita-wanita lain.
Dengan hasrat yang menakjubkan, Aisyah menunjukkan seluruh bakatnya untuk menyempurnakan pendidikannya. Setiap kebajikan manusia, terdapat penyempurnaannya dalam pribadi Muhammad saw. Aisyah tertarik dan tenggelam dalam pribadi mulia yang tidak ada bandingannya itu. Ini adalah suatu kesempatan baik. Dan kesempatan ini, menjadi satu kebahagiaan yang diberikan kepadanya. Dia mengambil kesempatan ini, dan mempergunakan sebaik-baiknya untuk menyempurnakan pendidikannya, menjadi wanita luhur dan bertaqwa.
Pikiran Aisyah selalu penuh dengan pelbagai masalah baru. Masalah baru ini dapat dipecahkannya dengan mengajukanpertanyaan-pertanyaan kepada Nabi. Salah satu pintu kamarnya berhadapan dengan masjid. Jika Rasulullah saw bertabligh menyampaikan ajarannya dalam masjid, Aisyah duduk di muka pintunya, mengikuti kuliah Nabi itu. Dia mendengarkannya dengan seksama. Setiap perkataan Rasulullah saw dimintainya dan dianalisanya. Dengan mengikuti kuliah-kuliah yang tidak resmi ini, Aisyah menjadi seorang wanita yang sangat alim dan pandai. Dia menjadi murid Rasulullah saw yang mempunyai pengetahuan yang luas dan pengertian yang mendalam.
Dalam ilmu Al Quran dan hadits sedikit sekali sahabat yang bisa menyamai Aisyah. Semangat Aisyah untuk menyelidiki sesuatu masalah, memberikan sumber ilmu yang tetap kepada Islam. Pertanyaan-pertanyaannya kepada Anbi memberikan keterangan atau perbagai masalah yang rumit-rumit, terutama masalah kewanitaan.
Salah satu conton di antaranya, Al Quran menyatakan bahwa berperang di jalan Allah adalah suatu kewajiban bagi setiap orang Muslim. Atas masalah ini suatu hati Aisyah mengajukan pertanyaan kepada Rasululllah saw, â€Å“â€�Wahai Rasulullah, wajibkan bagi seorang wanita untuk pergi ke medan perang seperti laki-laki?â€�
Rasulullah menjawab, â€Å“Tidak, naik haji sudah cukup bagi mereka.â€�
Pertanyaan Aisyah ini telah memberikan pengetahuan penting, yakni pengecualian kepada wanita terhadap hukum jihad yang dikemukakan dalam Al Quran.
Suatu hari Aisyah bertanya pula, â€Å“Ya Rasulullah, perlukah persetujuannya seorang wanita itu sebelum dia dikawinkan?â€�
Rasulullah menjawab, â€Å“Anak perawan diberi tahu dan wanita janda dimintai persetujuannya.â€� Nabi melanjutka, â€Å“Diamnya mereka berarti persetujuan.â€�
Kata-kata Rasulullah saw ini menjadi suatu ketentuan hukum baru. Jika orang diam saja terhadap suatu masalah yang diajukan kepadanya, dia dianggap menyetujui masalah itu.
Pada suatu hari Rasulullah berkata, â€Å“Allah menyukai orang yang suka menemuiNya, dan tidak menyukai orang yang tidak suka menemuiNya.â€�
Atas masalah yang sulit ini Aisyah menyatakan, â€Å“Ya Rasulullah, tetapi tidak ada orang yang suka mati.â€�
â€Å“Ya, itupun benar.â€� Kata Rasulullah saw. â€Å“Tetapi menurut pendirianku, masalahnya adalah sebagai berikut. Jika seseorang telah sadar akan kemurahan hati Allah, dan tahu bahwa Allah pengampun, penyayang dan mempunyai surga, dia akan mulai mencintai Allah di atas segala kecintaannya. Allah pun akan mencintainya pula. Tetapi, jika seseorang mendengar bahwa ada azab yang pedih disediakan untuknya, dia akan takut berhadapan dengan Allah. Allah pun tidak suka kepadanya. â€Å“
Pada suatu hari, Rasulullah saw menerangkan. â€Å“Ikutilah jalan tengah. Usahakan untuk membawa rakyat lebih dekat kepadamu. Katakan kepada mereka, bahwa mereka akan masuk surga, tidak hanya semata-mata atas pahala yang dibuatnya saja, tetapi juga atas karunia Allah. â€Å“ Pernyataan Nabi ini terasa aneh bagi Aisyah. Sebab itu dia mengajukan pertanyaan, â€Å“Berlaku jugakan hal ini terhadap diri Tuan?â€�
Rasulullah menjawab, â€Å“Ya, hal ini berlaku juga terhadap diriku. Aku juga harus berdo’a untuk mendapatkan kasih sayang dan pengampunan Allah.â€�
Suatu kali Aisyah berkata mengenai madunya Syafiayah. â€Å“Wah, dia itu perempuan cebol.â€� Mendengar ini Rasulullah saw menegur Aisyah, â€Å“Hai Aisyah, kau mengatakan sesuatu yang bisa membusukkan air laut.â€�
â€Å“Maafkan daku, Ya Rasulullah, Aku hanya mengatakan suatu kenyataan.â€�
Suatu hari ada barang Aisyah dicuri orang. Karena marahnya, Aisyah menyumpah-nyumpah orang yang mencuri itu. Mendengar Aisyah menyumpahi pencuri, Rasulullah saw berkata, â€Å“Aisyah, janganlah kamu mengambil alih dosa pencuri itu dengan menyumpahinya.â€�
Aisyah mendapat pendidikan akhlak seperti ini, siang dan malam. Aisyah hidup di bawah pengawasan guru terbesar di dunia ini, dalam waktu 9 tahun. Sebab itulah Aisyah menjadi seorang alim, saleh dan bertaqwa.
Aisyah adalah satu-satunya wanita yang masih gadis, ketika dikawini Rasulullah saw. Istri-istri beliau yang lain semuanya janda, sebab itu mereka telah pernah mendapat pengajaran dari suaminya terdahulu. Tetapi Aisyah memasuki rumah tangga Rasulullah denga jiwa yang putih bersih laksana secarik kertas baru. Dia punya pikiran yang mudah patuh. Perbedaan ini sangat penting. Kepribadian Rasulullah saw yang menarik itu, cukup mempunyai tenaga untuk membentuk hati dan rohani seseorang. Hati dan rohani Aisyah mendapat pembentukan menurut irama ajaran Nabi. Hasil yang memuaskan ini mendapat pujian istimewa dari Rasulullah saw. Rasulullah saw juga percaya, bahwa Aisyah akan memainkan peranan penting dalam perjuangan Islam sesudah beliau wafat.
Demikian semoga tulisan ini memberi hikmah betapa pentingnya pendidikan bagi seorang muslimah.
Wanita yang satu ini memang luar biasa. Rasulullah saw. menjulukinya "Humaira" (Si Jelita yang kemerah-merahan pipinya). Bahkan, ia tak hanya cantik lahirnya, sopan tutur katanya, dan lembut perilakunya, tetapi juga dikenal sebagai wanita yang smart (cerdas) dan pandai sehingga menjadikannya termasuk al-mukatsirin (orang yang terbanyak meriwayatkan hadis).
Disebutkan, muslimah yang wafat pada usia 63 tahun ini telah meriwayatkan sebanyak 2210 hadis: 297 di antaranya tersebut dalam kitab shahihain dan yang mencapai derajat muttafaq `alaih 174 hadis.
Tentang keutamannya yang lain, Aisyah ra. pernah bilang seperti ini, "Saya telah dianugerahi sembilan perkara yang tidak pernah diberikan kepada siapa pun setelah Maryam binti Imran. Kesembilan perkara itu adalah:
Suatu hari masuklah Rasulullah SAW menemui anandanya Fathimah az-zahra rha. Didapatinya anandanya sedang menggiling syair (sejenis padi-padian) dengan menggunakan sebuah penggilingan tangan dari batu sambil menangis.
Rasulullah SAW bertanya pada anandanya,
"apa yang menyebabkan engkau menangis wahai Fathimah?, semoga Allah SWT tidak menyebabkan matamu menangis".
Fathimah rha. berkata,
"ayahanda, penggilingan dan urusan-urusan rumahtanggalah yang menyebabkan ananda menangis".
Lalu duduklah Rasulullah SAW di sisi anandanya. Fathimah rha. melanjutkan perkataannya, "ayahanda sudikah kiranya ayahanda meminta 'aliy (suaminya) mencarikan ananda seorang jariah untuk menolong ananda menggiling gandum dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan di rumah".
Mendengar perkataan anandanya ini maka bangunlah Rasulullah SAW mendekati penggilingan itu. Beliau mengambil syair dengan tangannya yang diberkati lagi mulia dan diletakkannya di dalam penggilingan tangan itu seraya diucapkannya,
"Bismillaahirrahmaanirrahiim".
Penggilingan tersebut berputar dengan sendirinya dengan izin Allah SWT. Rasulullah SAW meletakkan syair ke dalam penggilingan tangan itu untuk anandanya dengan tangannya sedangkan penggilingan itu berputar dengan sendirinya seraya bertasbih kepada Allah SWT dalam berbagai bahasa sehingga habislah butir-butir syair itu digilingnya.
Rasulullah SAW berkata kepada gilingan tersebut, "berhentilah berputar dengan izin Allah SWT", maka penggilingan itu berhenti berputar lalu penggilingan itu berkata-kata dengan izin Allah SWT yang berkuasa menjadikan segala sesuatu dapat bertutur kata. Maka katanya dalam bahasa Arab yang fasih, "ya Rasulullah SAW, demi Allah Tuhan yang telah menjadikan baginda dengan kebenaran sebagai Nabi dan Rasul-Nya, kalaulah baginda menyuruh hamba menggiling syair dari Masyriq dan Maghrib pun niscaya hamba gilingkan semuanya. Sesungguhnya hamba telah mendengar dalam kitab Allah SWT suatu ayat yang berbunyi : (artinya)
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya para malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang dititahkan-Nya kepada mereka dan mereka mengerjakan apa yang dititahkan".
Maka hamba takut, ya Rasulullah kelak hamba menjadi batu yang masuk ke dalam neraka.
Rasulullah SAW kemudian bersabda kepada batu penggilingan itu, "bergembiralah karena engkau adalah salah satu dari batu mahligai Fathimah az-zahra di dalam syurga". Maka bergembiralah penggilingan batu itu mendengar berita itu kemudian diamlah ia.
Rasulullah SAW bersabda kepada anandanya,
"jika Allah SWT menghendaki wahai Fathimah, niscaya penggilingan itu berputar dengan sendirinya untukmu. Akan tetapi Allah SWT menghendaki dituliskan-Nya untukmu beberapa kebaikan dan dihapuskan oleh Nya beberapa kesalahanmu dan diangkat-Nya untukmu beberapa derajat.
Ya Fathimah, perempuan mana yang menggiling tepung untuk suaminya dan anak-anaknya, maka Allah SWT menuliskan untuknya dari setiap biji gandum yang digilingnya suatu kebaikan dan mengangkatnya satu derajat.
Ya Fathimah perempuan mana yang berkeringat ketika ia menggiling gandum untuk suaminya maka Allah SWT menjadikan antara dirinya dan neraka tujuh buah parit.
Ya Fathimah, perempuan mana yang meminyaki rambut anak-anaknya dan menyisir rambut mereka dan mencuci pakaian mereka maka Allah SWT akan mencatatkan baginya ganjaran pahala orang yang memberi makan kepada seribu orang yang lapar dan memberi pakaian kepada seribu orang yang bertelanjang.
Ya Fathimah, perempuan mana yang menghalangi hajat tetangga-tetangganya maka Allah SWT akan menghalanginya dari meminum air telaga Kautshar pada hari kiamat.
Ya Fathimah, yang lebih utama dari itu semua adalah keridhaan suami terhadap istrinya. Jikalau suamimu tidak ridha denganmu tidaklah akan aku do'akan kamu. Tidaklah engkau ketahui wahai Fathimah bahwa ridha suami itu daripada Allah SWT dan kemarahannya itu dari kemarahan Allah SWT?.
Ya Fathimah, apabil seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya maka beristighfarlah para malaikat untuknya dan Allah SWT akan mencatatkan baginya tiap-tiap hari seribu kebaikan dan menghapuskan darinya seribu kejahatan. Apabila ia mulai sakit hendak melahirkan maka Allah SWT mencatatkan untuknya pahala orang-orang yang berjihad pada jalan Allah yakni berperang sabil. Apabila ia melahirkan anak maka keluarlah ia dari dosa-dosanya seperti keadaannya pada hari ibunya melahirkannya dan apabila ia meninggal tiadalah ia meninggalkan dunia ini dalam keadaan berdosa sedikitpun, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman sorga, dan Allah SWT akan mengkaruniakannya pahala seribu haji dan seribu umrah serta beristighfarlah untuknya seribu malaikat hingga hari kiamat.
Perempuan mana yang melayani suaminya dalam sehari semalam dengan baik hati dan ikhlas serta niat yang benar maka Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya semua dan Allah SWT akan memakaikannya sepersalinan pakaian yang hijau dan dicatatkan untuknya dari setiap helai bulu dan rambut yang ada pada tubuhnya seribu kebaikan dan dikaruniakan Allah untuknya seribu pahala haji dan umrah.
Ya Fathimah, perempuan mana yang tersenyum dihadapan suaminya maka Allah SWT akan
memandangnya dengan pandangan rahmat.
Ya Fathimah perempuan mana yang menghamparkan hamparan atau tempat untuk berbaring atau menata rumah untuk suaminya dengan baik hati maka berserulah untuknya penyeru dari langit (malaikat), "teruskanlah 'amalmu maka Allah SWT telah mengampunimu akan sesuatu yang telah lalu dari dosamu dan sesuatu yang akan datang".
Ya Fathimah, perempuan mana yang meminyak-kan rambut suaminya dan janggutnya dan memotongkan kumisnya serta menggunting kukunya maka Allah SWT akan memberinya minuman dari sungai-sungai sorga dan Allah SWT akan meringankan sakarotulmaut-nya, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman sorga serta Allah SWT akan menyelamatkannya dari api neraka dan selamatlah ia melintas di atas titian Shirat".
Pada zaman Aisyah, di tanah Arab belum ada sekolah-sekolah seperti sekarang. Sebab itu banyak orang tidak pandai menulis atau membaca. Pandai menulis atau membaca adalah suatu keistimewaan. Islam menganjurkan setiap orang untuk belajar menulis dan membaca. Dengan berkembangnya Islam, berkembang pulalah kepandaiana tulis-baca. Nabis endiri menggiatkan ummatnya belajar membaca dan menulis.
Aisyah sendiri belajar membaca. Dia belajar membaca Al Quran dari ayahnya sendiri. Hafshah juga belajar tulis dan baca. Untuk mengembangkan pelajaran tulis baca, Nabi mengerahkan para tawanan dari perang Badar. Seorang tawanan bisa mendapat kemerdekaannya kembali, setelah dapat mengajar sepuluh orang Muslimm, sampai pandai menulis dan membaca.
Abu Bakar pada dasarnya seorang yang pandai bicara. Dia ahli pidato. Dia juga ahli dalam ilmu ranji atau asal usul nenek moyang. Kepandaian Abu Bakar ini, banyak sedikitnya juga turun kepada anaknya Aisyah. Kepandaian membaca Al Quran memberi pengaruh kepada pribadi Aisyah, terutama dalam hal sopan santun dan budi pekerti. Islam mengutamakan budi pekerti dan akhlak mulia. Tinggi rendahnya derajat seseorang ditentukan oleh pengabdiannya kepada Allah.
Keajaiban besar dalam kemajuan sejarah yang dibawa oleh Rasulullah saw ialah perobahan besar-besaran dalam pribadi berjuta-juta manusia. Pendidikan Aisyah yang lebih tinggi terletah dalam asuhan Rasulullah saw. Sedangkan Rasulullah saw adalah seorang guru terbesar dalam sejarah kemanusiaan. Aisyah dididik denga suatu cita-cita tertentu. Nabi membentuk pribadi dan jiwa Aisyah sebagai wanita setia, yang bertaqwa kepada Allah, dan wanita yang akan menerangkan ajaran Islam kepada wanita-wanita lain.
Dengan hasrat yang menakjubkan, Aisyah menunjukkan seluruh bakatnya untuk menyempurnakan pendidikannya. Setiap kebajikan manusia, terdapat penyempurnaannya dalam pribadi Muhammad saw. Aisyah tertarik dan tenggelam dalam pribadi mulia yang tidak ada bandingannya itu. Ini adalah suatu kesempatan baik. Dan kesempatan ini, menjadi satu kebahagiaan yang diberikan kepadanya. Dia mengambil kesempatan ini, dan mempergunakan sebaik-baiknya untuk menyempurnakan pendidikannya, menjadi wanita luhur dan bertaqwa.
Pikiran Aisyah selalu penuh dengan pelbagai masalah baru. Masalah baru ini dapat dipecahkannya dengan mengajukanpertanyaan-pertanyaan kepada Nabi. Salah satu pintu kamarnya berhadapan dengan masjid. Jika Rasulullah saw bertabligh menyampaikan ajarannya dalam masjid, Aisyah duduk di muka pintunya, mengikuti kuliah Nabi itu. Dia mendengarkannya dengan seksama. Setiap perkataan Rasulullah saw dimintainya dan dianalisanya. Dengan mengikuti kuliah-kuliah yang tidak resmi ini, Aisyah menjadi seorang wanita yang sangat alim dan pandai. Dia menjadi murid Rasulullah saw yang mempunyai pengetahuan yang luas dan pengertian yang mendalam.
Dalam ilmu Al Quran dan hadits sedikit sekali sahabat yang bisa menyamai Aisyah. Semangat Aisyah untuk menyelidiki sesuatu masalah, memberikan sumber ilmu yang tetap kepada Islam. Pertanyaan-pertanyaannya kepada Anbi memberikan keterangan atau perbagai masalah yang rumit-rumit, terutama masalah kewanitaan.
Salah satu conton di antaranya, Al Quran menyatakan bahwa berperang di jalan Allah adalah suatu kewajiban bagi setiap orang Muslim. Atas masalah ini suatu hati Aisyah mengajukan pertanyaan kepada Rasululllah saw, â€Å“â€�Wahai Rasulullah, wajibkan bagi seorang wanita untuk pergi ke medan perang seperti laki-laki?â€�
Rasulullah menjawab, â€Å“Tidak, naik haji sudah cukup bagi mereka.â€�
Pertanyaan Aisyah ini telah memberikan pengetahuan penting, yakni pengecualian kepada wanita terhadap hukum jihad yang dikemukakan dalam Al Quran.
Suatu hari Aisyah bertanya pula, â€Å“Ya Rasulullah, perlukah persetujuannya seorang wanita itu sebelum dia dikawinkan?â€�
Rasulullah menjawab, â€Å“Anak perawan diberi tahu dan wanita janda dimintai persetujuannya.â€� Nabi melanjutka, â€Å“Diamnya mereka berarti persetujuan.â€�
Kata-kata Rasulullah saw ini menjadi suatu ketentuan hukum baru. Jika orang diam saja terhadap suatu masalah yang diajukan kepadanya, dia dianggap menyetujui masalah itu.
Pada suatu hari Rasulullah berkata, â€Å“Allah menyukai orang yang suka menemuiNya, dan tidak menyukai orang yang tidak suka menemuiNya.â€�
Atas masalah yang sulit ini Aisyah menyatakan, â€Å“Ya Rasulullah, tetapi tidak ada orang yang suka mati.â€�
â€Å“Ya, itupun benar.â€� Kata Rasulullah saw. â€Å“Tetapi menurut pendirianku, masalahnya adalah sebagai berikut. Jika seseorang telah sadar akan kemurahan hati Allah, dan tahu bahwa Allah pengampun, penyayang dan mempunyai surga, dia akan mulai mencintai Allah di atas segala kecintaannya. Allah pun akan mencintainya pula. Tetapi, jika seseorang mendengar bahwa ada azab yang pedih disediakan untuknya, dia akan takut berhadapan dengan Allah. Allah pun tidak suka kepadanya. â€Å“
Pada suatu hari, Rasulullah saw menerangkan. â€Å“Ikutilah jalan tengah. Usahakan untuk membawa rakyat lebih dekat kepadamu. Katakan kepada mereka, bahwa mereka akan masuk surga, tidak hanya semata-mata atas pahala yang dibuatnya saja, tetapi juga atas karunia Allah. â€Å“ Pernyataan Nabi ini terasa aneh bagi Aisyah. Sebab itu dia mengajukan pertanyaan, â€Å“Berlaku jugakan hal ini terhadap diri Tuan?â€�
Rasulullah menjawab, â€Å“Ya, hal ini berlaku juga terhadap diriku. Aku juga harus berdo’a untuk mendapatkan kasih sayang dan pengampunan Allah.â€�
Suatu kali Aisyah berkata mengenai madunya Syafiayah. â€Å“Wah, dia itu perempuan cebol.â€� Mendengar ini Rasulullah saw menegur Aisyah, â€Å“Hai Aisyah, kau mengatakan sesuatu yang bisa membusukkan air laut.â€�
â€Å“Maafkan daku, Ya Rasulullah, Aku hanya mengatakan suatu kenyataan.â€�
Suatu hari ada barang Aisyah dicuri orang. Karena marahnya, Aisyah menyumpah-nyumpah orang yang mencuri itu. Mendengar Aisyah menyumpahi pencuri, Rasulullah saw berkata, â€Å“Aisyah, janganlah kamu mengambil alih dosa pencuri itu dengan menyumpahinya.â€�
Aisyah mendapat pendidikan akhlak seperti ini, siang dan malam. Aisyah hidup di bawah pengawasan guru terbesar di dunia ini, dalam waktu 9 tahun. Sebab itulah Aisyah menjadi seorang alim, saleh dan bertaqwa.
Aisyah adalah satu-satunya wanita yang masih gadis, ketika dikawini Rasulullah saw. Istri-istri beliau yang lain semuanya janda, sebab itu mereka telah pernah mendapat pengajaran dari suaminya terdahulu. Tetapi Aisyah memasuki rumah tangga Rasulullah denga jiwa yang putih bersih laksana secarik kertas baru. Dia punya pikiran yang mudah patuh. Perbedaan ini sangat penting. Kepribadian Rasulullah saw yang menarik itu, cukup mempunyai tenaga untuk membentuk hati dan rohani seseorang. Hati dan rohani Aisyah mendapat pembentukan menurut irama ajaran Nabi. Hasil yang memuaskan ini mendapat pujian istimewa dari Rasulullah saw. Rasulullah saw juga percaya, bahwa Aisyah akan memainkan peranan penting dalam perjuangan Islam sesudah beliau wafat.
Demikian semoga tulisan ini memberi hikmah betapa pentingnya pendidikan bagi seorang muslimah.
Aisyah r.a.:
Idola Wanita Sepanjang Masa
Idola Wanita Sepanjang Masa
Wanita yang satu ini memang luar biasa. Rasulullah saw. menjulukinya "Humaira" (Si Jelita yang kemerah-merahan pipinya). Bahkan, ia tak hanya cantik lahirnya, sopan tutur katanya, dan lembut perilakunya, tetapi juga dikenal sebagai wanita yang smart (cerdas) dan pandai sehingga menjadikannya termasuk al-mukatsirin (orang yang terbanyak meriwayatkan hadis).
Disebutkan, muslimah yang wafat pada usia 63 tahun ini telah meriwayatkan sebanyak 2210 hadis: 297 di antaranya tersebut dalam kitab shahihain dan yang mencapai derajat muttafaq `alaih 174 hadis.
Tentang keutamannya yang lain, Aisyah ra. pernah bilang seperti ini, "Saya telah dianugerahi sembilan perkara yang tidak pernah diberikan kepada siapa pun setelah Maryam binti Imran. Kesembilan perkara itu adalah:
1) Telah datang Jibril (dalam mimpi Rasulullah saw.) dengan gambarku dan menyuruh beliau untuk menikahiku.
2) Rasulullah saw. menikahiku dalam keadaan perawan dan tidak demikian halnya dengan istri Rasul yang lain.
3) Rasulullah saw. wafat di pangkuanku.
4) Sayalah yang menguburkan Rasulullah saw di rumahku. 5) Ketika wahyu turun kepada Rasulullah saw, saya pernah
turut serta menemaninya di biliknya.
turut serta menemaninya di biliknya.
6) Saya adalah putri khalifahnya dan teman kepercayaannya, yaitu Abu Bakar as-Shidiq.
7) Telah turun permaafan (udzur) buatku dari langit (dalam peristiwa haditsul ifki').
8) Saya telah diciptakan dalam keadaan baik (suci) untuk mendampingi orang yang baik.
9) Saya telah dijanjikan pengampunan dan rezeki yang mulia. "
Itulah beberapa hal yang menjadikannya diidolakan oleh banyak muslimah. Namun sayang, selama ini masih belum ada buku yang merekam dan menyajikan kisah perjalanan hidup Aisyah secara lengkap dan utuh.
Melihat kenyataan itu, Sayyid Sulaiman an-Nadwi, seorang ulama besar di India, tergerak untuk menulis buku biografi sosok Aisyah ra. yang mengulas tuntas seluruh sisi kehidupan Aisyah r.a. secara utuh dan detail.
Dengan gaya sastrawinya yang khas dan lugas, penulis yang memulai tulisannya ini pada tahun 1908 ini menyuguhkan seluruh keistimewaan dan sifat `Aisyah dalam berbagai bidang ilmu: fikih, hadis, tafsir, ilmu syariat, sastra, syair, kisah-kisah, ilmu genetika, dan kedokteran
Lebih menariknya lagi, selain memaparkan pelbagai realitas sejarah dan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan Aisyah, buku ini juga mengupas tentang berbagai teladan yang dicontohkan Aisyah sebagai seorang istri dan ibu dalam kehidupan rumah tangga Rasulullah.
Pemaparan sisi-sisi intelektualitas, romantisme dan heroisme Aisyah itulah yang menjadikan karya ini patut menjadi kiblat penulisan biografi tokoh-tokoh penting lainnya. Mengapa demikian?
Karena, buku ini merupakan hasil analisa ilmiah dan studi historis yang komprehensif.
Itulah beberapa hal yang menjadikannya diidolakan oleh banyak muslimah. Namun sayang, selama ini masih belum ada buku yang merekam dan menyajikan kisah perjalanan hidup Aisyah secara lengkap dan utuh.
Melihat kenyataan itu, Sayyid Sulaiman an-Nadwi, seorang ulama besar di India, tergerak untuk menulis buku biografi sosok Aisyah ra. yang mengulas tuntas seluruh sisi kehidupan Aisyah r.a. secara utuh dan detail.
Dengan gaya sastrawinya yang khas dan lugas, penulis yang memulai tulisannya ini pada tahun 1908 ini menyuguhkan seluruh keistimewaan dan sifat `Aisyah dalam berbagai bidang ilmu: fikih, hadis, tafsir, ilmu syariat, sastra, syair, kisah-kisah, ilmu genetika, dan kedokteran
Lebih menariknya lagi, selain memaparkan pelbagai realitas sejarah dan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan Aisyah, buku ini juga mengupas tentang berbagai teladan yang dicontohkan Aisyah sebagai seorang istri dan ibu dalam kehidupan rumah tangga Rasulullah.
Pemaparan sisi-sisi intelektualitas, romantisme dan heroisme Aisyah itulah yang menjadikan karya ini patut menjadi kiblat penulisan biografi tokoh-tokoh penting lainnya. Mengapa demikian?
Karena, buku ini merupakan hasil analisa ilmiah dan studi historis yang komprehensif.
kisah Fatimah az-Zahra dan gilingan gandum
Suatu hari masuklah Rasulullah SAW menemui anandanya Fathimah az-zahra rha. Didapatinya anandanya sedang menggiling syair (sejenis padi-padian) dengan menggunakan sebuah penggilingan tangan dari batu sambil menangis.
Rasulullah SAW bertanya pada anandanya,
"apa yang menyebabkan engkau menangis wahai Fathimah?, semoga Allah SWT tidak menyebabkan matamu menangis".
Fathimah rha. berkata,
"ayahanda, penggilingan dan urusan-urusan rumahtanggalah yang menyebabkan ananda menangis".
Lalu duduklah Rasulullah SAW di sisi anandanya. Fathimah rha. melanjutkan perkataannya, "ayahanda sudikah kiranya ayahanda meminta 'aliy (suaminya) mencarikan ananda seorang jariah untuk menolong ananda menggiling gandum dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan di rumah".
Mendengar perkataan anandanya ini maka bangunlah Rasulullah SAW mendekati penggilingan itu. Beliau mengambil syair dengan tangannya yang diberkati lagi mulia dan diletakkannya di dalam penggilingan tangan itu seraya diucapkannya,
"Bismillaahirrahmaanirrahiim".
Penggilingan tersebut berputar dengan sendirinya dengan izin Allah SWT. Rasulullah SAW meletakkan syair ke dalam penggilingan tangan itu untuk anandanya dengan tangannya sedangkan penggilingan itu berputar dengan sendirinya seraya bertasbih kepada Allah SWT dalam berbagai bahasa sehingga habislah butir-butir syair itu digilingnya.
Rasulullah SAW berkata kepada gilingan tersebut, "berhentilah berputar dengan izin Allah SWT", maka penggilingan itu berhenti berputar lalu penggilingan itu berkata-kata dengan izin Allah SWT yang berkuasa menjadikan segala sesuatu dapat bertutur kata. Maka katanya dalam bahasa Arab yang fasih, "ya Rasulullah SAW, demi Allah Tuhan yang telah menjadikan baginda dengan kebenaran sebagai Nabi dan Rasul-Nya, kalaulah baginda menyuruh hamba menggiling syair dari Masyriq dan Maghrib pun niscaya hamba gilingkan semuanya. Sesungguhnya hamba telah mendengar dalam kitab Allah SWT suatu ayat yang berbunyi : (artinya)
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya para malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang dititahkan-Nya kepada mereka dan mereka mengerjakan apa yang dititahkan".
Maka hamba takut, ya Rasulullah kelak hamba menjadi batu yang masuk ke dalam neraka.
Rasulullah SAW kemudian bersabda kepada batu penggilingan itu, "bergembiralah karena engkau adalah salah satu dari batu mahligai Fathimah az-zahra di dalam syurga". Maka bergembiralah penggilingan batu itu mendengar berita itu kemudian diamlah ia.
Rasulullah SAW bersabda kepada anandanya,
"jika Allah SWT menghendaki wahai Fathimah, niscaya penggilingan itu berputar dengan sendirinya untukmu. Akan tetapi Allah SWT menghendaki dituliskan-Nya untukmu beberapa kebaikan dan dihapuskan oleh Nya beberapa kesalahanmu dan diangkat-Nya untukmu beberapa derajat.
Ya Fathimah, perempuan mana yang menggiling tepung untuk suaminya dan anak-anaknya, maka Allah SWT menuliskan untuknya dari setiap biji gandum yang digilingnya suatu kebaikan dan mengangkatnya satu derajat.
Ya Fathimah perempuan mana yang berkeringat ketika ia menggiling gandum untuk suaminya maka Allah SWT menjadikan antara dirinya dan neraka tujuh buah parit.
Ya Fathimah, perempuan mana yang meminyaki rambut anak-anaknya dan menyisir rambut mereka dan mencuci pakaian mereka maka Allah SWT akan mencatatkan baginya ganjaran pahala orang yang memberi makan kepada seribu orang yang lapar dan memberi pakaian kepada seribu orang yang bertelanjang.
Ya Fathimah, perempuan mana yang menghalangi hajat tetangga-tetangganya maka Allah SWT akan menghalanginya dari meminum air telaga Kautshar pada hari kiamat.
Ya Fathimah, yang lebih utama dari itu semua adalah keridhaan suami terhadap istrinya. Jikalau suamimu tidak ridha denganmu tidaklah akan aku do'akan kamu. Tidaklah engkau ketahui wahai Fathimah bahwa ridha suami itu daripada Allah SWT dan kemarahannya itu dari kemarahan Allah SWT?.
Ya Fathimah, apabil seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya maka beristighfarlah para malaikat untuknya dan Allah SWT akan mencatatkan baginya tiap-tiap hari seribu kebaikan dan menghapuskan darinya seribu kejahatan. Apabila ia mulai sakit hendak melahirkan maka Allah SWT mencatatkan untuknya pahala orang-orang yang berjihad pada jalan Allah yakni berperang sabil. Apabila ia melahirkan anak maka keluarlah ia dari dosa-dosanya seperti keadaannya pada hari ibunya melahirkannya dan apabila ia meninggal tiadalah ia meninggalkan dunia ini dalam keadaan berdosa sedikitpun, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman sorga, dan Allah SWT akan mengkaruniakannya pahala seribu haji dan seribu umrah serta beristighfarlah untuknya seribu malaikat hingga hari kiamat.
Perempuan mana yang melayani suaminya dalam sehari semalam dengan baik hati dan ikhlas serta niat yang benar maka Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya semua dan Allah SWT akan memakaikannya sepersalinan pakaian yang hijau dan dicatatkan untuknya dari setiap helai bulu dan rambut yang ada pada tubuhnya seribu kebaikan dan dikaruniakan Allah untuknya seribu pahala haji dan umrah.
Ya Fathimah, perempuan mana yang tersenyum dihadapan suaminya maka Allah SWT akan
memandangnya dengan pandangan rahmat.
Ya Fathimah perempuan mana yang menghamparkan hamparan atau tempat untuk berbaring atau menata rumah untuk suaminya dengan baik hati maka berserulah untuknya penyeru dari langit (malaikat), "teruskanlah 'amalmu maka Allah SWT telah mengampunimu akan sesuatu yang telah lalu dari dosamu dan sesuatu yang akan datang".
Ya Fathimah, perempuan mana yang meminyak-kan rambut suaminya dan janggutnya dan memotongkan kumisnya serta menggunting kukunya maka Allah SWT akan memberinya minuman dari sungai-sungai sorga dan Allah SWT akan meringankan sakarotulmaut-nya, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman sorga serta Allah SWT akan menyelamatkannya dari api neraka dan selamatlah ia melintas di atas titian Shirat".
Riwayat hidup Saidatina Fatimah Az Zahra Salamullah Alaiha
seorang Puteri Nabi yang merupakan Mukjizat sejarah,Fatimah Az-Zahra Sayyidati Nisa'il Alamin
Wahai Fatimah Az-Zahra,Wahai Puteri Rasulullah saw,selawat serta salam ke atas junjungan Muhammad Khatimul Anbia’ Sallallaahu `alayhi wa aalihi wa salam dan keluarganya yang suci.
Riwayat hidup Saidatina Fatimah Az Zahra Salamullah Alaiha
Sayyidah Fatimah Az Zahra (sa) adalah Puteri dan cahaya mata Rasulullah (saw) serta isteri kepada Ali Bin Abi Talib Alayhis Salam. Sayyidah Khadijah (sa) adalah Bonda tercintanya.
Pada tahun kelima pertabalan Nabi menjadi Rasul, di kota suci Mekah, pada hari jumaat, 20Jamadilakhir, Puteri ini telah selamat dilahirkan. Beliau merupakan salah seorang dari 4 orang srikandi termulia di dalam sejarah manusia dan merupakan pemuka-pemuka wanita dunia serta yang paling mirip pada Rasulullah. Seperti mana ungkapan baginda terhadapnya “Fatimah adalah sebahagian dari diriku”.
Puteri ini mempunyai nama dan gelaran-gelaran yg pelbagai seperti Fatimah,Sayyidah Zahra, Batul, Haura Mubarakah', Siddiqah,A'bidah, Radhiah, Muhaddasah, A'zra', Ummu Abiha, Zuhrah, Taqiyyah, Rokiah, Kausar,Nuriah dll.Semua nama-nama dan gelaran-gelaran tersebut menunjukkan ketinggian peribadi dan kelebihan yang tidak dapat ditemui pada diri orang selainnya.Puteri ini digelar kausar kerana keturunan Rasulullah disambung olehnya dan surah mubarakah Kausar berkenaannya dinisbahkan kepadanya.
Disebabkan oleh Makamnya yang tinggi, terdapat riwayat yang mengatakan, kemarahan dan keredhaannya adalah kemarahan dan keredhaan Allah (swt) dan dia mempunyai makam untuk memberikan syafaat di akhirat kelak.Beliau adalah orang pertama yang akan masuk ke syurga.Syurga menanti kedatangannya seperti mana sabda Rasul (saw) “Fatimah mempunyai bau-bauan syurgawi”.
Beliau adalah salah seorang daripada "Ashabul Kisa' " yang mana "Ayat Penyucian (tathir)" diturunkan tentang mereka. Beliau adalah sebahagian dari diri Ali (as), Ibu penyayang buat Hasanain (as) (Hassan dan Hussain) serta pokok Tuba di syurga.Rasul (saw) sangat menyayanginya dan sentiasa memberikan penghormatan kepadanya apabila dia datang menemui Rasul, baginda akan berdiri dan memberi tempatnya sendiri untuk duduki dan menciumnya.
Dia sentiasa menjadi tunggak dan pembantu ayahandanya dalam menyebarkan risalah. pada tahun kedua hijrah, Selepas penghijrahan umat Islam ke Madinah, beliau telah dikahwinkan dengan anak pakciknya,iaitu Imam Ali (as) dan hidup berumahtangga bersama-samanya selama 9 tahun. Hasil dari perkahwinan mulia ini, mereka memperolehi cahaya mata yang terdiri daripada Imam Hassan, Imam Hussain, Sayyidah Zainab dan Ummu Kalsum.Mereka juga mempunyai seorang bayi yang masih di dalam kandungan yang di beri nama Muhsin dimana selepas kewafatan Rasulullah(saw) atas sebab tekanan dan peristiwa-peristiwa pahit yang terjadi ke atas mereka,bayi tersebut telah gugur dan syahid.
Selepas hijrah, dalam tahun yang payah dan penuh ranjau Sayyidah Zahra (sa), sentiasa disisi ayah dan suaminya mempertahankan Islam. Di dalam medan perang, dia juga turut hadir untuk membantu membuat kerja dengan sepenuh hati dan sukarela serta mengubati dan menolong tentera Islam yang terluka.Dengan peribadi yang gemilang dan kelebihan-kelebihannya yang banyak ini, amat sesuai untuk dijadikan contoh tauladan yang baik buat seluruh umat Islam.
Fatimah Zahra(sa) dalam ibadah, solat, puasa, doa dan perkara-perkara yg bersangkutan dengan Maknawi mempunyai makam yang cukup tinggi. Dia adalah seorang isteri yang berkelayakan dalam urusan rumahtangga, memadai dengan hidup sederhana, tidak meminta-minta dari suaminya, bersama-sama dalam segala hal dan sentiasa berada disisi Imam Ali (as) di dalam kesusahan dan kesedihan.Dia adalah model kesetiaan dan ketabahan serta amat bijak dalam mendidik anak-anak, beliau adalah seorang Ibu Mithali. Dia sentiasa menghormati ayahandanya, suami dan orang lain serta sentiasa bekerjasama dengan pembantu rumah dalam membuat kerja-kerja rumah.
Tidak berpaut pada dunia dan merupakan ahli infaq yang senantiasa bersedekah dan sanggup berkorban apa sahaja.sebagai contoh, Baju perkahwinannya sendiri juga telah diberikan kepada orang yang telah datang didepan pintu rumahnya.
Surah Hal Ata telah diturunkan tentang pengorbanan beliau dan suaminya kerana telah memberikan makanan berbuka puasa mereka kepada orang miskin, yatim dan hamba.Maka Allah SWT membalas perbuatan mereka dengan penurunan surah itu.Beliau tidak pernah menolak untuk membantu dari segi harta orang-orang yang memerlukan dan telah menjadi kebiasaan untuk hidup. Sederhana jauh dari kesenangan dan kekayaan serta menjalani hidup dengan keindahan akhlak, kasih sayang dan kerjasama.
Berhijab, sifat malu dan kesucian Sayyidah Zahra (sa) menjadi buah mulut semua orang.walaupun apabila berdepan dengan orang buta dia tetap memelihara hijabnya.Hidupnya penuh keberkatan tidak pernah disia-sia. (….usianya pendek, tetapi penuh dengan usaha. Dari kecil lagi demi menyampaikan dan mempertahankan agama yang hak, Zahra berjalan seiring dengan ayahnya, Beliau penolong yang penyayang dalam membuat kerja-kerja rumah, Zahra penolongnya Ali(as).Pada malam yang sunyi dan penuh rahsia, Zahra bersujud menyembah Tuhan. Tidak walau sedetik dan seketika pun ingatan Zahra terpisah dari Tuhannya.)
Di hadapan lelaki buta Sayyidah Fatimah (as) melindungi dan memelihara maruahnya.Rasul Allah bertanya kepadanya, “Mengapakah anda berhijab,sedangkan orang itu buta?” Zahra (as) memberi responnya dengankan, “Walaupun dia tidak nampak saya,tetapi saya melihatnya,serta dia boleh mencium bauku” pantas Rasulullah (saw) bersabda, “saya naik saksi bahawa kamu adalah cebisan dari diriku.Amru bin Dinar meriwayatkan dari Aisyah berkata: " Tidak pernah aku melihat seseorang pun yang lebih benar daripada Fatimah salamullah 'alaiha selain daripada ayahnya."[Hilyatul-awliya, Juzuk 2, hlm. 41]
Selepas hari kewafatan ayahandanya yg mulia, beliau telah ditimpa kesusahan dan musibat yang banyak. Kesiksaan ke atas tubuh badan dan roh menyebabkan dia jatuh sakit. Imam Sadiq (as) bersabda : Dari ketika itu sehingga masa kesyahidannya, ketawa tidak lagi terlihat dibibirnya.
Kezaliman ke atas Ahlul Bait, perampasan hak khalifah dari Amirul Mukminin(as), kezaliman ke atas peribadi Sayyidah Zahra (as) dengan penyerangan ke atas rumahnya menyebabkan dia amat terasa kehilangan ayahnya. Sayyidah Zahra(sa) dengan air matanya yg berlinangan menentang orang-orang yang zalim yang telah merampas hak mereka. Air matanya adalah senjata melawan orang-orang yang telah menzalimi puteri Nabi , ketua wanita seluruh alam ini.
Masa yang penuh liku dan pahit ini berlanjutan selama 75 hari dan riwayat yang lain 95 hari. Wanita mulia ini akhirnya terbaring sakit dan syahid.Syahadah Sayyidah Zahra(sa) adalah pada 13 Jamadilawal atau 3 jamadilakhir tahun 11 hijrah. Umurnya ketika syahid adalah 18 tahun.
Beliau telah dimandikan dan dikuburkan pada malam hari secara rahsia mengikut wasiat yang telah diwasiatkan oleh Sayyidah Zahra (sa) sendiri.ketika pengkebumiaannya,Ali (as) dan anak2 mereka serta beberapa orang sahabat yang tertentu sahaja hadir.Makam Sayyidah Zahra (sa) sehingga ke hari ini masih lagi tidak diketahui.
Beliau syahid di jalan wilayat dalam mempertahankan hak kekandanya, Amirul Mukminin(as). Di dalam ziarat Sayyidah Zahra(sa) terdapat gelaran seperti Mazlumah, Syahidah dll yang menunjukkan penderitaan dan kezaliman yang telah dilakukan ke atasnya.
Salam atasnya yang merupakan Kautsar Rasulullah yang sentiasa mengalir dan lambang Rahmat Illahi.Dimana di dalam sejarah telah mencatatkan ketinggian, kesempurnaan dan kemuliaannya yang merupakan tauladan buat semua kaum wanita dunia.Penghulu segala wanita, Sayyidah Zahra (sa) adalah contoh ikutan bagi seluruh umat manusia khususnya wanita dan anak perempuan.
Hari kelahirannya telah dijadikan "Hari Wanita Sedunia" dan "Hari Ibu Sedunia" supaya dapat dijadikan contoh ikutan buat semua kaum wanita dan kaum ibu supaya mereka dapat mengambil tauladan dari fadhilat dan sifat-sifatnya yang mulia.
Kesimpulannya terdapat banyak tauladan- tauladan dari wanita mulia ini, untuk generasi yang akan datang. Dari aspek peribadi, masyarakat, ibadah, politik, akhlak, tarbiah rumahtangga, ibadah,ilmu agama dan banyak lagi perkara yang boleh dijadikan ikutan kita semua sebagai "Cermin Kesempurnaan " yang dapat kita lihat dan kenal.
Jelmaan cahaya hidayat
Sumber rahsia wilayat
Kausar ilmu, warak dan permata hikmat
Puncak hakikat dan syariat
Buah hati Murtaza
Muncul dari celah-celah angkara nista
Ketua syurga
Tambatan kita semua
Harapan nusa
Bertawassullah dengan namanya
Ikutlah caranya
Mudah-mudahan selamat hendaknya
Imam Ali al-Ridha berkata bahawa Rasulullah (saw) bersabda:
" Hassan (as) dan Husayn (as) adalah makhluk yang terbaik di dunia selepasku dan selepas bapa mereka (Ali as) dan ibu mereka (Fatimah as) adalah wanita yang terbaik di kalangan semua wanita."[Bihar, Jilid 43, hlm. 19 dan 20]
Wassalam