• Sabtu, Desember 31, 2011
  • Administrator
Bantai Badak | Berburu Badak
LiputanKami.com: Badak Hitam Afrika sudah dinyatakan punah, demikian pula dengan Badak Jawa di Vietnam. Spesies terakhir ditemukan mati mengenaskan, terluka tembak di kaki, culanya dipotong.

Di Afrika Selatan bahkan terjadi pembantaian besar-besaran badak. Situs berita Reuters menyebut, ada 443 spesies yang dibantai selama 2011. Culanya diamputasi.

Perburuan badak meningkat secara dramatis sejak 2007, seiring meningkatnya harga cula yang bisa mencapai US$65.000 atau sekitar Rp589 juta per kilogram. Membuatnya lebih mahal dari emas, platina, dan dalam beberapa kasus, kokain. Padahal, keyakinan yang menyebar di sejumlah negara Asia, bahwa cula badak bisa menyembuhkan dan mencegah penyakit, belum tentu benar.

Selama berabad-abad, cula badak digunakan dalam pengobatan China. Digerus jadi bubuk atau dicampur air panas untuk mengobati berbagai penyakit termasuk reumatik, asam urat, demam tinggi, bahkan kerasukan setan.

Dalam beberapa tahun, cula badak juga mashyur sebagai obat kuat, bahkan diyakini bisa mengobati kanker.

"Ini sangat tragis, melihat pembunuhan brutal binatang yang berharga, demi culanya. Lalu, cula itu dijadikan obat yang bahkan sama sekali tidak berharga secara medis," kata Pelham Jones, ketua Private Rhino Owners Association, Afrika Selatan.

Bagaimana dengan Indonesia, apakah badak juga diburu demi obat kuat?

Dihubungi VIVAnews.com, Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Agus Priambudi mengatakan, Badak Jawa aman di wilayahnya.

"Perlindungan kami kuat dan berlapis, dengan Unit Anti Perburuan yang bekerja selama 20 jam. Selain itu, ada Polhut kemudian melibatkan polisi dan TNI," kata dia, Jumat 30 Desember 2011.

Dia menambahkan, selama 20 tahun, badak di Ujung Kulon aman dari perburuan. "Sejak 1990, tidak ada lagi catatan perburuan," tuturnya.

Selain penjagaan, upaya penyadaran masyarakat terhadap arti penting Badak Jawa --yang kini hanya ada di Ujung Kulon, terus dilakukan.

Soal kabar cula badak dijadikan obat, Agus membenarkan hal itu. Dia menceritakan, catatan sejarah menyebut, badak, harimau diburu untuk membuat obat kuat. "Dalam catatan sejarah China, di Beijing obat dari badak sangat digandrungi dan harganya lebih mahal. Di masa Dinasti Ming, cula badak bisa digunakan untuk meningkatkan daya seksual dan penawar racun," kata dia.

Namun, apa pun alasannya, tak pantas binatang dibantai hingga punah demi memuaskan nafsu manusia. Apalagi, ada banyak alternatif obat yang lain.

Agus menambahkan, selain obat, yang lebih disayangkan lagi, badak diburu, culanya diambil, hanya untuk dikoleksi atau dijadikan perhiasan. "Banyak orang yang kelebihan uang sukanya mengoleksi macam-macam. Salah satunya dengan koleksi benda-benda dari hewan langka dan dilindungi. Itulah kenyataannya," kata dia.

sumber : VIVAnews

Related Posts:

  • DPRD Dukung Pembangunan Stadion Gunung LengisGresik: Masyarakat Gresik Jawa Timur, tampaknya bakal segera memiliki stadion olah raga termegah setelah DPRD Gresik mendukung megaproyek pembangunan Stadion Gunung Lengis senilai Rp 230 miliar, melalui rapat paripurna istime… Read More
  • Aksi Pelemparan Mobil di Madura Resahkan WargaBangkalan: Aksi pelemparan mobil di jalur selatan Pulau Madura, Jawa Timur, tepatnya di sepanjang Jalan Raya Tangkel hingga di Tanah Merah, Bangkalan, kian marak dan sangat meresahkan warga.Rabu (25/1) malam, aksi pelemparan … Read More
  • ITS Bakal Bikin Kapal SelamSurabaya: Kampus Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS), khususnya Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS). menjalin kerjasama dengan PT PAL. Sebagai bentuk kerjasama, PPNS ITS akan mengirimkan beberapa mahasiswa… Read More
  • Lokasi Tragedi Tugu Tani Jadi Tontonan WargaSepekan berlalu pascakecelakaan maut Daihatsu Xenia B 2479 XI yang menewaskan 9 orang pejalan kaki dan 3 lainnya luka-luka di kawasan Tugu Tani, Jl MI Ridwan Rais, Jakarta Pusat. Namun, lokasi tersebut masih ramai ditonton wa… Read More
  • YLKI Minta Mainan Asal Cina DiawasiPengawasan terhadap mainan edukasi anak yang dijual bebas di pasar Indonesia perlu diperketat, terutama mainan yang diimpor dari Cina, demikian kata Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Tulus Abadi di Jakarta, R… Read More

BTemplates.com

Categories

Kamera CCTV Palembang

Popular Posts

Blog Archive