TRANSPORTASI UMUM RUSAK KESEHATAN

DIKUTIP.COM - Sarana transportasi umum memang dapat membantu kesejahteraan masyarakatnya. Namun menggunakan kendaraan umum untuk berangkat kerja atau pergi ke sekolah ternyata mengancam kesehatan para penggunanya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendara mobil pribadi atau pengguna sarana transportasi umum yang menempuh waktu perjalanan selama 30 hingga 60 menit justru berisiko mengalami gangguan kesehatan.

Berdasarkan penelitian tersebut, para pengguna transportasi masal dan pengendara mobil pribadi cenderung mengalami stres, kelelahan, hingga kurangnya kualitas jam tidur, dibandingkan dengan mereka yang menggunakan sepeda atau berjalan kaki saat berangkat kerja.

"Umumnya, pengendara mobil dan pengguna transportasi publik mengalami stres setiap hari, jam tidur yang kurang, dan kelelahan. Kesehatan pengguna transportasi publik terus menurun seiring waktu," ungkap peneliti, Erik Hansson.

Peneliti dari Lund University, Swedia, telah mengamati 12.000 pekerja berusia 18 hingga 65 tahun, yang bekerja lebih dari 30 jam per minggu dan menggunakan transportasi umum, seperti bis, kereta hingga mobil pribadi saat berangkat ke tempat kerja.

Hal ini disadari mengingat para pengguna angkutan umum harus berangkat lebih awal menuju kantor. Ditambah lagi angkutan umum yang sering datang terlambat dan kemacetan yang tak bisa dielakkan.

Penelitian ini tidak membahas hubungan menggunakan transportasi publik dengan penyakit yang ditimbulkan. Namun, para peneliti berharap melalui penelitian ini, kita dapat belajar mengatasi stres yang berhubungan dengan kesehatan, saat Anda menggunakan transportasi umum. Terlebih lagi, transportasi umum identik dengan status ekonomi seseorang.

Hansson menyarankan agar ditemukan solusi yang dapat membantu masyarakat dalam memenehi kebutuhan ekonomi, kesehatan dan biaya transport yang terus naik.

"Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana masalah angkutan umum ini berhubungan dengan kesehatan masyarakat. Kami mengamati hal ini untuk memikirkan kembali keseimbangan antara kesehatan, ekonomi dan biaya perjalanan yang dikeluarkan," tutup Hanson.

GO