• Minggu, Agustus 21, 2011
  • Administrator
Warfarin - Fibrilasi atrium, sejenis gangguan pada irama jantung, merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke.



Untuk mencegah terjadinya stroke, pada umumnya pasien akan diminta mengkonsumsi obat antikoagulan seperti warfarin.



Meski efektif, warfarin memiliki risiko timbulnya komplikasi berupa pendarahan dan penggunaannya membutuhkan pengawasan dokter diiringi pengaturan dosis yang ketat.



Studi terbaru Rocket AF yang membandingkan antara rivaroxaban dan warfarin menunjukkan bahwa rivaroxaban terbukti lebih baik dalam mengurangi risiko terjadinya stroke pada pasien fibrilasi atrium pada saat pasien mengkonsumsi rivaroxaban (on treatment), dengan risiko pendarahan fatal dan pendarahan intrakarnial yang lebih rendah.



Inilah Bagaimana Cara Jitu Mencegah StrokeFibrilasi atrium merupakan gangguan irama jantung yang banyak ditemui di klinik-klinik dan rumah sakit di Indonesia. Kondisi ini juga dialami oleh lebih dari 6 juta orang di Eropa, lebih dari 2,3 juta populasi Amerika Serikat, dan lebih dari 800,000 orang di Jepang.



Pada pasien dengan fibrilasi atrium, denyut jantung yang tidak teratur membuat mereka rentan mengalami terbentuknya penggumpalan darah di dalam atrium, yang dapat bergerak menuju otak, dan berpotensi menyebabkan serangan stroke. Stroke dapat menyebabkan kerusakan pada otak, serta mengakibatkan kecacatan fisik dan gangguan perilaku, atau bahkan kematian.



Beberapa temuan penting yang dihasilkan dari studi Rocket AF yaitu rivaroxaban dengan dosis satu kali sehari berhasil menunjukkan efektifitas yang sebanding dengan warfarin dalam melindungi pasien fibrilasi atrium dari serangan stroke.



Sementara itu, dalam analisis on-treatment, rivaroxaban terbukti lebih baik dari warfarin. Sementara untuk populasi ITT, tidak ada perbedaan yang terlihat di antara dua kelompok.



Secara keseluruhan, tingkat pendarahan yang diakibatkan sebanding dengan warfarin, namun rivaroxaban menunjukkan angka yang jauh lebih rendah untuk kejadian pendarahan yang mengkhawatirkan, seperti pendarahan fatal dan pendarahan intrakranial. Rivaroxaban menunjukkan tren infark miokard yang lebih rendah.



“Hasil studi ini memberi pilihan baru bagi pasien fibrilasi atrium untuk mencegah terjadinya stroke dengan pengobatan yang lebih efektif dan lebih aman. Rivaroxaban bekerja cepat dengan respon dosis yang mudah diperkirakan, memiliki bioavailabilitas tinggi, tidak membutuhkan pengawasan koagulasi, serta memiliki potensi interaksi dengan obat dan makanan yang terbatas,” kata Dr. RWM Kaligis, SpJP.



dr. Gunawan Purdianto, Head of Medical Affairs, Bayer HealthCare Pharmaceuticals Indonesia mengatakan saat ini rivaroxaban produksi Bayer telah disetujui di lebih dari 110 negara di seluruh dunia, dan kini sedang dalam proses persetujuan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia untuk indikasi ini.



“Kami berharap penggunaan obat ini nantinya dapat berkontribusi untuk pencegahan dan penurunan kasus stroke di Indonesia,” pungkasnya.



[via - Inilah]

BTemplates.com

Categories

Kamera CCTV Palembang

Popular Posts

Blog Archive