http://media.vivanews.com/thumbs2/2009/02/23/66142_anak_minum_obat_300_225.jpgDIKUTIP.COM - Ada sebagian orang yang memerlukan gula untuk membantu menelan obat yang pahit. Dan peneliti menemukan bahwa gula tidak hanya membantu menelan obat, tetapi juga membuat kerja obat seperti antibiotik jadi lebih efektif.
Ada sebagian orang yang memerlukan gula untuk membantu menelan obat yang pahit. Dan peneliti menemukan bahwa gula tidak hanya membantu menelan obat, tetapi juga membuat kerja obat seperti antibiotik jadi lebih efektif.
Peneliti menemukan bahwa antibiotik yang diminum bersamaan dengan sesendok gula secara dramatis dapat meningkatkan efektivitas terhadap infeksi yang membandel seperti tuberkulosis (TBC).

Uji laboratorium menunjukkan bahwa glukosa dan fruktosa (sejenis gula yang ditemukan dalam tanaman) dapat merangsang kuman dan membuatnya lebih ampuh terhadap obat.

"Kalau istilah lama 'sesendok gula membuat obat lebih mudah turun (lebih mudah ditelan) maka istilah baru 'sesendok gula membuat obat bekerja'," jelas Profesor James Collins, dari Boston University, seperti dilansir Telegraph.

Menurut Prof Collins, infeksi kronis dan berulang sering terjadi ketika bakteri mematikan dan menjadi metabolik aktif. Selama beberapa minggu atau bulan, bakteri akan kembali hidup, menjadi lebih kuat dan lebih agresif dari sebelumnya, sehingga membuat penyakit pasien kambuh.

Kuman yang persisten (berulang) berbeda dengan kuman yang mengembangkan resistensi (kebal) antibiotik yang melalui mutasi genetik, tetapi kuman persisten dapat menimbulkan banyak masalah.

Dan para ilmuwan melihat cara baru untuk menanggulangi bakteri yang gigih bangkit dari hibernasi dengan menggunakan senjata sederhana, yaitu gula.

Ilmuwan menemukan bahwa gula bertindak sebagai stimulan yang aktif terhadap tanggapan normal bakteri dan membuat bakteri mudah diserang dengan antibiotik.

Studi kemudian dilakukan dengan menguji bakteri Escherichia coli (E. Coli), yang merupakan penyebab umum dari infeksi saluran kencing.

Hasilnya, peneliti mampu menghilangkan 99,9 persen persister (bakteri persisten) hanya dalam dua jam. Tanpa gula, obat-obatan yang digunakan tidak berpengaruh.

Hasil studi yang dilaporkan dalam jurnal Nature ini juga menunjukkan pendekatan yang sama efektifnya terhadap bakteri persisten Staphylococcus aureus, yang dapat menghasilkan infeksi yang serius.

"Tujuan kami adalah untuk meningkatkan efektivitas antibiotik yang ada, daripada menciptakan yang baru, yang harus menempuh proses panjang dan mahal," kata Kyle Allison, rekan Prof Collins dari Boston University yang merupakan penulis pertama studi tersebut.

 GO

Related Posts:

  • UKURAN PENIS TERGANTUNG KEBIASAAN Ukuran Mr Dick bisa mempengaruhi rasa percaya diri seorang pria, kendati tak semua rasa percaya diri diukur dari besar kecilnya Mr Dick. Terlebih ada mitos beranggapan Mr Dick besar lebih baik itu daripada Mr Dick mini. A… Read More
  • The Art of War by Sun TzuSeni perang (ART OF WAR) SUN TZU adalah karya militer klasik tertua dalam literatur Cina. Selain ajaran Confucius, seni perang Sun Tzu adalah yg paling terkenal di Cina. Asal usul dan siapa penulisnya masih menjadi pe… Read More
  • MANFAAT SINAR MATAHARI PAGIDIKUTIP.COM - Seringkali kita mengeluh karena tersengat terik sinar matahari yang panas sehingga kebanyakan dari kita akan berusaha sebisa mungkin menghindari sinar matahari. Misalnya saja dengan berpergian menggunakan … Read More
  • 11 FAKTA TENTANG PUSING SAKIT KEPALADIKUTIP.COM - Pusing alias sakit kepala bagi banyak orang sudah jadi kebiasaan sehari-hari. Penasaran soal ada apa di balik pusing kepala? 11 fakta ini mungkin bisa sedikit mengurangi pusing anda. Pusing selalu datang ti… Read More
  • Cleopatra – Source BookSiapa yang tak kenal dengan Cleopatra, seorang ratu yang memiliki pesona serta kecantikan yang luar biasa, sehingga membuat dua kesatria Romawi yaitu Julius Caesar dan Antonius jatuh kepelukannya. Digarap oleh Prudenc… Read More

BTemplates.com

Categories

Kamera CCTV Palembang

Popular Posts

Blog Archive