Budidaya bunga Rosella, banyak dilirik petani di kawasan Pantai Selatan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Jogjakarta. Selain biaya perawatan yang mudah, pasar bunga Rosella, cukup menjanjikan. Bahkan permintaan bunga Rosella, baik kering maupun basah, terus melonjak.
Adalah Dewi Puji Rahayu (31), salah satu petani bunga Rosella di Pantai Selatan, Desa Pleret, Kecamatan Panjatan yang sejak 2 tahun lalu, mulai mengembangkan budidaya bunga Rosella di atas lahan pasir seluas 2000 meter.
Menanam bunga Rosella menurutnya Rahayu, lebih menjanjikan dibanding budidaya tanaman sayur atau buah melon, ia mengaku budidaya tanaman Rosella sangat mudah dan harga jualnya pun tinggi. “usaha budidaya Rosella ini bermula dari penelitian teman, ternyata gagal. Kemudian kita kembangkan ternyata bagus hinga sekarang ini” ujarnya.
Untuk membudidaya bunga Rosela, hanya dibutuhkan lahan gembur, bibit, polybag dan pupuk kompos. Jarak panennya pun terbilang cepat yaitu 4 bulan dari sejak tanam. Perawatannya pun terbilang mudah, asal cukup air dan sinar matahari matahari, namun demikian perlu diingat bahwa air tidak boleh mengenang, agar akar Rosella tidak membusuk. Sebaiknya setelah ditanam, Rosella disiram sehari sekali setiap sore hari.
Dari 2000 meter lahan bunga Rosella milik Rahayu mampu manghasilkan satu sampai dua kwintal kelopak bunga Rosella kering setiap musim panen.
Harga kelopak bunga Rosella kering mencapai Rp50.000 hingga Rp 100.000 perkilogram, tergantung mutu dan kwalitasnya.
Bunga Rosella, biasanya digunakan sebagai bahan baku minuman kemasan bervitamin C tinggi, bahan baku obat atau menjadi sirup bunga Rosella.
Di pantai selatan kabupaten kulon progo, tidak kurang dari 400 petani, memilih budidaya bunga Rosella, sekaligus menjadi pemasok utama ke pabrik minuman kemasan fermentasi bunga Rosella.