17ANGKA - Kisah nyata ini terjadi di sebuah Rumah Sakit di Tennessee, USA.  Seorang ibu muda, Karen namanya sedang mengandung bayinya yang ke dua.  Sebagaimana layaknya para ibu, Karen membantu Michael anaknya pertama  yang baru berusia 3 tahun bagi kehadiran adik bayinya. Michael senang  sekali akan punya adik. Kerap kali ia menempelkan telinganya diperut  ibunya. Dan karena Michael suka bernyanyi, ia pun sering menyanyi bagi  adiknya yang masih diperut ibunya itu. Nampaknya Michael amat  sayang sama adiknya yang belum lahir itu.Tiba saatnya bagi Karen untuk melahirkan. Tapi sungguh diluar dugaan,  terjadi komplikasi serius. Baru setelah perjuangan berjam-jam adik  Michael dilahirkan. Seorang bayi putri yang cantik, sayang kondisinya  begitu buruk sehingga dokter yang merawat dengan sedih berterus terang  kepada Karen; bersiaplah jika sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi.
Karen dan suaminya berusaha menerima keadaan dengan sabar dan hanya  bisa pasrah kepada yang Kuasa. Mereka bahkan sudah menyiapkan acara  penguburan buat putrinya sewaktu-waktu dipanggil Tuhan. Lain halnya  dengan kakaknya Michael, sejak adiknya dirawat di ICU ia merengek terus!
Mami, … aku mau nyanyi buat adik kecil! Ibunya kurang tanggap.
Mami, … aku pengen nyanyi! Karen terlalu larut dalam kesedihan dan kekuatirannya.
Mami, … aku kepengen nyanyi! Ini berulang kali diminta
Michael bahkan sambil meraung menangis. Karen tetap menganggap rengekan Michael rengekan anak kecil. Lagi pula ICU adalah daerah terlarang bagi anak-anak.
Mami, … aku pengen nyanyi! Karen terlalu larut dalam kesedihan dan kekuatirannya.
Mami, … aku kepengen nyanyi! Ini berulang kali diminta
Michael bahkan sambil meraung menangis. Karen tetap menganggap rengekan Michael rengekan anak kecil. Lagi pula ICU adalah daerah terlarang bagi anak-anak.
Baru ketika harapan menipis, sang ibu mau mendengarkan Michael. Baik,  setidaknya biar Michael melihat adiknya untuk yang terakhir kalinya.  Mumpung adiknya masih hidup! Ia dicegat oleh suster didepan pintu kamar  ICU. Anak kecil dilarang masuk!. Karen ragu-ragu. Tapi, suster…. suster  tak mau tahu; ini peraturan! Anak kecil dilarang dibawa masuk!
Karen menatap tajam suster itu, lalu katanya: Suster, sebelum  menyanyi buat adiknya, Michael tidak akan kubawa pergi! Mungkin ini yang  terakhir kalinya bagi Michael melihat adiknya! Suster terdiam menatap  Michael dan berkata, tapi tidak boleh lebih dari lima menit!.
Demikianlah kemudian Michael dibungkus dengan pakaian khusus lalu  dibawa masuk ke ruang ICU. Ia didekatkan pada adiknya yang sedang  tergolek dalam sakratul maut. Michael menatap lekat adiknya … lalu dari  mulutnya yang kecil mungil keluarlah suara nyanyian yang nyaring “… You  are my sunshine, my only sunshine, you make me happy when skies are grey  …” Ajaib! si Adik langsung memberi respon. Seolah ia sadar akan sapaan  sayang dari kakaknya.
You never know, dear, How much I love you. Please don’t take my  sunshine away. Denyut nadinya menjadi lebih teratur. Karen dengan haru  melihat dan menatapnya dengan tajam dan terus, … terus Michael! teruskan  sayang! … bisik ibunya … The other night, dear, as I laid sleeping, I  dream, I held you in my hands … dan sang adikpun meregang, seolah  menghela napas panjang. Pernapasannya lalu menjadi teratur … I’ll always  love you and make you happy, if you will only stay the same … Sang adik  kelihatan begitu tenang … sangat tenang.
Lagi sayang! bujuk ibunya sambil mencucurkan air matanya. Michael  terus bernyanyi dan … adiknya kelihatan semakin tenang, relax dan damai …  lalu tertidur lelap.
Suster yang tadinya melarang untuk masuk, kini ikut terisak-isak  menyaksikan apa yang telah terjadi atas diri adik Michael dan kejadian  yang baru saja ia saksikan sendiri.
Hari berikutnya, satu hari kemudian si adik bayi sudah diperbolehkan  pulang. Para tenaga medis tak habis pikir atas kejadian yang menimpa  pasien yang satu ini. Mereka hanya bisa menyebutnya sebagai sebuah  therapy ajaib, dan Karen juga suaminya melihatnya sebagai Mujizat Kasih  Ilahi yang luar biasa, sungguh amat luar biasa! tak bisa mengungkapkan  dengan kata-kata.
Bagi sang adik, kehadiran Michael berarti soal hidup dan mati. Benar  bahwa memang Kasih Ilahi yang menolongnya. Dan ingat Kasih Ilahi pun  membutuhkan mulut kecil si Michael untuk mengatakan “How much I love  you”.
Dan ternyata Kasih Ilahi membutuhkan pula hati polos seorang anak  kecil “Michael” untuk memberi kehidupan. Itulah kehendak Tuhan, tidak  ada yang mustahil bagiNYA bila IA menghendaki terjadi.
Note:
Kadang hal-hal yang menentukan … dalam diri orang lain … Datang dari seseorang yang kita anggap lemah … Hadir dari seseorang yang kita tidak pernah perhitungkan … maka bukalah mata hati kita mana tahu yang datang itu adalah pertolongan dari Tuhan sekalipun datangnya dalam wujud yang lain.
Kadang hal-hal yang menentukan … dalam diri orang lain … Datang dari seseorang yang kita anggap lemah … Hadir dari seseorang yang kita tidak pernah perhitungkan … maka bukalah mata hati kita mana tahu yang datang itu adalah pertolongan dari Tuhan sekalipun datangnya dalam wujud yang lain.
http://www.kisahinspiratif.com/page/2
Administrator