Tidak ada satupun bahan makanan alami yang lengkap zat gizinya. Karena itu dalam penyajian makanan, diperlukan keanekaragaman pangan agar saling melengkapi kebutuhan tubuh manusia akan zat gizi. Penganekaragaman itu dapat dilakukan dengan formula 3B (three B), yakni beragam, bergizi dan berimbang.
Hal itu dikatakan kasie Penganekaragaman Pangan dan izi pada Kantor Ketahanan Pangan Lamongan Istinaroh saat Sosialiasi Diversifikasi Pangan Menuju Pola Konsumsi Pangan 3B di Kantor PKK Lamongan, kemarin. Dikatakannya, ada tiga permasalahan pola konsumsi makanan (malnutrisi/salah nutrisi) yang searing terjadi. Yakni kekurangan nutrisi, kelebihan nutrisi (over nutrisi) yang sering akibatkan obesitas dan diabetes militus serta masalah keamanan pangan yang sering akibatkan kerusakan organ tubuh manusia.
Ketua PKK Lamongan Endang Rijanti Masfuk dalam sambutannya sampaikan pentingnya penganekaragaman pangan itu bagi tumbuh kembnag anak dalam keluarga. Dituturkan olehnya, anak adalah usia yang sangat memerlukan gizi yang bukan hanya cukup tapi memadai untuk tumbuh kembangnya. “Sumber karbohidrat bukan hanya beras, tapi dapat dikombinasi dengan sumber lain seperti kentang dan umbi-umbian. Variasi ini penting agar anak tidak bosan dengan sajian makanan di rumah sehingga anak tidak akan terlalu banyak jajan di luar rumah, “ pesan dia.
Sedang Istinaroh dalam paparannya sampaikan pentingnya diversifikasi untuk hindari ketergantungan pada beras.“Formula 3B ini merupakan kelanjutan dari formula sebelumnya seperti empat sehat lima sempurna. Sajian makanan yanga mengandung formula 3B ini akan dapat cegah permasalahan pola konsumsi makanan yang salah tersebut. Beragam artinya makanan itu harus tiga fungsi makanan yaitu sebagai sumber tenaga, sumber pengatur proses metabolisme tubuh dan sebagai sumber zat pembangun untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh, “ kata dia.
Sementara bergizi, lanjut dia, artinya semua kebutuhan tubuh akan gizi harus terpenuhi. Selanjutnya berimbang adalah komposisi bahan makanan, baik jumlah maupun jenisnya, harus sesuai dengan kebutuhan. Tidak lebih dan tidak kurang. “Penganekaragaman pangan ini sangat penting sehingga nilai gizinya akan saling melengkapi. Selain itu akan dapat menghindari kebosanan dan sebagai satu sumber kreatifitas dan inovasi bagi ibu-ibu, “ ujar dia.