J'ART KALIGRAFI ( pengrajin kaligrafi jarum dan benang )
Curahkanlah perhatianmu kepada urusan hati dan bathin. Sebab Nabi SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk luar dan amalan-amalan, akan tetapi Dia melihat kepada isi hati dan niatmu”. Maka luruskanlah perkataanmu dengan amal, dan luruskanlah amalmu dengan niat dan keihlasanmu. Dan luruskanlah pula niat dan keihlasanmu dengan membersihkan dan memperbaiki hatimu. Sesunggunya hati merupakan pokok dan tempat kembali.
Dalam sebuah hadist dikatakan, “Ketahuilah bahwa didalam tubuh manusia itu terdapat segumpal daging. Apabila baik daging itu, maka seluruh tubuh menjadi baik. Dan apabila rusak daging itu, maka akan rusak seluruh tubuh. Sesungguhnya daging dimaksud adalah hati.” Maka wajib untuk memperhatikannya dan semaksimal mungkin untuk memperbaiki dan menguatkannya. Hati mudah berubah-ubah dan banyak mengalami gangguan, hingga Nabi SAW bersabda, “Sesunggunya hati itu lebih cepat pergolakannya dari pada buih air.” Karenanya Nabi SAW memperbanyak berdoa, “Wahai dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku atas agamaMu.”
Beliau SAW, juga bersabda, “Sesunguhnya hati manusia itu berada di antara dua jemari ar-Rahman. Apabila Dia menghendaki niscaya akan menegakkannya. Dan jika Dia menghendaki niscaya akan membengkokkannya.” Nabi SAW ketika bersumpah dan bersungguh-sungguh dalam sumpah itu, beliau mengucapkan, “la, wamuqallibil qulub” (“Tidak, demi Tuhan yang mebolak-balikkan hati”).
Allah SWT berfirman pada saat menceritakan tentang Nabi Ibrahim AS, kekasih-Nya, “Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan. (Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki tidak berguna. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” [Qs. asy-Syu’ara (26) : 87-89]. Maka hendaklah engkau sangat menginginkan, semoga Allah merahmatimu, pemberian Tuhanmu hati yang bersih dari syirik dan kemunafikan, serta bid’ah dan akhlak yang tercela seperti sombong, riya, dengki,serta perlakuan curang terhadap kaum muslim dan selainnya. Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah, serta bersungguh-sungguh dan bergiatlah. Dan perbanyaklah mengucapkan doa,
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami. Dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesunggunya Engkau-lah Yang Maha Pemberi (karunia).” [Qs. Ali Imran (3) :8]. Seperti itulah Allah menggambarkan orang-orang yang kokoh ilmunya dari para hamba-Nya yang beriman.
Dalam sebuah hadist disebutkan, “Terdapat empat jenis hati. Pertama, hati yang kosong, didalmnay terdapat pelita yang terang-benderang. Itulah hati orang-orang yang beriman. Kedua, hati yang hitam dan terselimuti kotoran. Itulah hati orang-orang kafir. Ketiga hati yang terikat pada sampulnya. Itulah hati orang-orang yang munafik. Dan keempat, hati yang lapang yang berisi keimanan dan sekaligus kemunafika. Perumpamaan keimanan yang didalamnya laksana sayur-mayur yang ditumbuhkan oleh air tawar. Sedangkan perumpamaanm munafik yang berada didalamnya laksana luka yang diperluas oleh penyebaran air nanah yang bercampur kotoran. Dari keduanya, mana yang lebih dominan akan mampu menguasai hati pemiliknya.”
Pada hadist yang lain disebutkan, “Sesungguhnya keimanan akan tampak dalam hati berupa cahaya putih, kemudian bertambah hingga hati menjadi putih seluruhnya. Dan sesungguhnya kemunafikan akan tampak dalam hati berupa noda hitam, kemudian bertambah hingga hati menjadi hitam secara keseluruhan.” Kita memohon kepada Allah keselamatan hidup dan dimatikan dalam keadaan Islam, untuk kita sendiri dan seluruh kaum muslimin.
Sesungguhnya keimanan bertambah dengan terus-menerus mengerjakan amalan-amalan yang baik dan memperbanyaknya, disertai keikhlasan semata-mata hanya karena Allah.
Adapun sifat munafik akan bertambah dengan seringnya melakukan amalan-amalan yang buruk. Yakni, meninggalkan amalan-amalan wajib dan melakukan erbuatan-perbuatan yang diharamkan.
Sebagaimana sabda Nabi SAW, “Barangsiapa melakukan satu perbuatan dosa, maka akan timbul pada hatinya satu noda hitam. Jika ia segera bertaubat, maka hatinya menjadi bersih kembali. Namun apabila ia tidak bertaubat, maka noda itu akan bertambah hingga hatinya menjadi hitam.”
Curahkanlah perhatianmu kepada urusan hati dan bathin. Sebab Nabi SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk luar dan amalan-amalan, akan tetapi Dia melihat kepada isi hati dan niatmu”. Maka luruskanlah perkataanmu dengan amal, dan luruskanlah amalmu dengan niat dan keihlasanmu. Dan luruskanlah pula niat dan keihlasanmu dengan membersihkan dan memperbaiki hatimu. Sesunggunya hati merupakan pokok dan tempat kembali.
Dalam sebuah hadist dikatakan, “Ketahuilah bahwa didalam tubuh manusia itu terdapat segumpal daging. Apabila baik daging itu, maka seluruh tubuh menjadi baik. Dan apabila rusak daging itu, maka akan rusak seluruh tubuh. Sesungguhnya daging dimaksud adalah hati.” Maka wajib untuk memperhatikannya dan semaksimal mungkin untuk memperbaiki dan menguatkannya. Hati mudah berubah-ubah dan banyak mengalami gangguan, hingga Nabi SAW bersabda, “Sesunggunya hati itu lebih cepat pergolakannya dari pada buih air.” Karenanya Nabi SAW memperbanyak berdoa, “Wahai dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku atas agamaMu.”
Beliau SAW, juga bersabda, “Sesunguhnya hati manusia itu berada di antara dua jemari ar-Rahman. Apabila Dia menghendaki niscaya akan menegakkannya. Dan jika Dia menghendaki niscaya akan membengkokkannya.” Nabi SAW ketika bersumpah dan bersungguh-sungguh dalam sumpah itu, beliau mengucapkan, “la, wamuqallibil qulub” (“Tidak, demi Tuhan yang mebolak-balikkan hati”).
Allah SWT berfirman pada saat menceritakan tentang Nabi Ibrahim AS, kekasih-Nya, “Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan. (Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki tidak berguna. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” [Qs. asy-Syu’ara (26) : 87-89]. Maka hendaklah engkau sangat menginginkan, semoga Allah merahmatimu, pemberian Tuhanmu hati yang bersih dari syirik dan kemunafikan, serta bid’ah dan akhlak yang tercela seperti sombong, riya, dengki,serta perlakuan curang terhadap kaum muslim dan selainnya. Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah, serta bersungguh-sungguh dan bergiatlah. Dan perbanyaklah mengucapkan doa,
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami. Dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesunggunya Engkau-lah Yang Maha Pemberi (karunia).” [Qs. Ali Imran (3) :8]. Seperti itulah Allah menggambarkan orang-orang yang kokoh ilmunya dari para hamba-Nya yang beriman.
Dalam sebuah hadist disebutkan, “Terdapat empat jenis hati. Pertama, hati yang kosong, didalmnay terdapat pelita yang terang-benderang. Itulah hati orang-orang yang beriman. Kedua, hati yang hitam dan terselimuti kotoran. Itulah hati orang-orang kafir. Ketiga hati yang terikat pada sampulnya. Itulah hati orang-orang yang munafik. Dan keempat, hati yang lapang yang berisi keimanan dan sekaligus kemunafika. Perumpamaan keimanan yang didalamnya laksana sayur-mayur yang ditumbuhkan oleh air tawar. Sedangkan perumpamaanm munafik yang berada didalamnya laksana luka yang diperluas oleh penyebaran air nanah yang bercampur kotoran. Dari keduanya, mana yang lebih dominan akan mampu menguasai hati pemiliknya.”
Pada hadist yang lain disebutkan, “Sesungguhnya keimanan akan tampak dalam hati berupa cahaya putih, kemudian bertambah hingga hati menjadi putih seluruhnya. Dan sesungguhnya kemunafikan akan tampak dalam hati berupa noda hitam, kemudian bertambah hingga hati menjadi hitam secara keseluruhan.” Kita memohon kepada Allah keselamatan hidup dan dimatikan dalam keadaan Islam, untuk kita sendiri dan seluruh kaum muslimin.
Sesungguhnya keimanan bertambah dengan terus-menerus mengerjakan amalan-amalan yang baik dan memperbanyaknya, disertai keikhlasan semata-mata hanya karena Allah.
Adapun sifat munafik akan bertambah dengan seringnya melakukan amalan-amalan yang buruk. Yakni, meninggalkan amalan-amalan wajib dan melakukan erbuatan-perbuatan yang diharamkan.
Sebagaimana sabda Nabi SAW, “Barangsiapa melakukan satu perbuatan dosa, maka akan timbul pada hatinya satu noda hitam. Jika ia segera bertaubat, maka hatinya menjadi bersih kembali. Namun apabila ia tidak bertaubat, maka noda itu akan bertambah hingga hatinya menjadi hitam.”