Yuli Astuti, salah seorang pengusaha batik di Desa Karangmalang, Kecamatan Gebog, Kudus, Jawa Tengah, berkreasi dengan membuat sajadah batik, yakni sajadah dengan perpaduan seni budaya batik berbagai motif Islami. Tak heran, sajadah tersebut memiliki daya tarik tersendiri.
Layaknya membatik pada umumnya, proses pembuatan sajadah ini pun tak jauh berbeda. Hanya membutuhkan waktu relatif lebih lama mengingat sajadah harus ditulis secara manual dengan tangan. Untuk membuat satu lembar sajadah, dibutuhkan waktu setidaknya tiga hari.
Semakin rumit motif dan semakin banyak warna, maka proses penyelesaiannya pun semakin lama. Meski demikian, Yuli mengaku menikmatinya. Apalagi hasilnya sangat disukai dan terlebih lagi produknya di pastikan di gunakan untuk beribadah.
Pada kain katun putih berukuran lebar tujuh puluh centimeter dan panjang seratus dua puluh centimeter, bermacam sketsa motif Islami seperti kaligrafi, gambar masjid, serta ornamen Islam lainnya di sket terlebih dahulu. Sketsa tersebut kemudian ditulis ulang dengan menggunakan canting dan malam yang telah dipanaskan.
Kain sajadah yang telah diberi motif tersebut dicelupkan kedalam ember yang sudah diberi pewarna. Proses akhir adalah penjemuran sekaligus penyempurnaan. Berbagai
Menurut Yuli Astuti, ide awal membuat batik sajadah berangkat dari keinginan memadukan kreasi seni batik tulis yang sudah lama ia tekuni dengan motif nuansa islami, seperti motif kaligrafi yang dipadu dengan motif klasik kuno Kudus berupa masjid menara.
Harga yang dipatok untuk satu lembar sajadah ini bervariasi. Mulai Harga Dua Puluh Lima Ribu hingga Lima Puluh Ribu Rupiah setiap lembarnya, tergantung kualitas bahan dan tingkat kerumitan motifnya.
Meski belum memproduksi untuk partai besar, namun Yuli mengaku permintaan sajadah batik semakin banyak khusunya saat bulan Ramadhan. Selain dipakai untuk kelengkapan sarana ibadah sholat, sajadah batik ini juga cocok untuk sovenir mudik lebaran, karena mudah dilipat dan praktis dibawa kemana-mana.
Kedepan, Yuli berencana memproduksi sajadah batik berbagai ukuran, termasuk untuk ukuran anak-anak, sehingga produknya akan lebih memasyarakat.