Dalam mini show bertema East to Middle East, Itang Yunasz mengeluarkan koleksi busana muslim yang mengacu pada tren 2012. Koleksinya dirancang untuk dapat dikenakan oleh siapa saja, tak hanya kaum muslim. Sebab bagaimanapun, tren seharusnya bisa diterima oleh siapa saja.
"Yang saya berikan memang lebih global, bisa dikenakan oleh semua lapisan masyarakat. Banyak pelanggan saya dari negara lain seperti Singapura, yang bukan kaum muslim, tapi suka pakai abaya. Desainer dunia seperti Dior pun membuat suatu tema kaftan untuk dipakai ke pantai, atau ke gunung," tutur Itang, usai mini show-nya yang berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (25/7/2011) lalu.
Islamic Fashion Festival yang dicetuskan di Malaysia sejak 2006, misalnya, sudah diundang untuk menampilkan karya desainer mereka di Milan Fashion Week tahun depan. Festival busana muslim yang sudah pernah digelar di Abu Dhabi, Astana, Dubai, Jakarta, Monte Carlo, New York, Singapura, dan Bandung ini, juga diselenggarakan di London. Menurut Itang, keberhasilan ini disebabkan kalangan nonmuslim bisa menerima bahwa ada suatu keindahan di balik busana muslim.
Itang memamerkan koleksi busana yang trendi dan nyaman dipakai, dan tetap sesuai dengan kaidah Islam. Kriteria yang sesuai kaidah Islam tersebut adalah, "Yang tertutup dari leher sampai ke tangan, yang kelihatan hanya wajah dan telapak tangan, dan tidak membentuk tubuh.
Tidak sulit sebenarnya menemukan busana muslim. Menurutnya, busana muslim itu tercipta karena kreativitas si pemakainya sendiri. Anda memiliki atasan atau gaun model apa saja, bila diberi dalaman seperti kaus berkerah turtle, secara keseluruhan sudah menjadi busana muslim. "Saya sendiri tidak menjual dalamannya. Kaus turtle neck itu bisa dibeli sendiri di tempat lain," katanya.