Dalam perayaan Idul Adha pasti ada pemotongan hewan kurban. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan di lokasi pemotongan hewan supaya tetap terjaga kebersihannya.
Dokter Hewan dari Dinas Perternakan dan Pertanian Jakarta Selatan, dr Eko Henri menjelaskan, lokasi pemotongan harus dijauhkan dari tanah.
Lantai yang digunakan untuk memotong harus dialasi plastik dan tertutup tembok. Hal ini bertujuan untuk mencegah menyebarnya kuman dan penyakit dari darah hewan yang disembelih.
"Kalau itu bercampur dengan tanah atau cuma dikubur saja, nanti darahnya berceceran di mana-mana. Itu kemungkinan bisa menimbulkan bau dan mengundang lalat. Nanti, lalat itu menyebar ke makanan kita. Itu bisa jadi penyakit nanti," kata Eko kepada detikcom, di Masjid Masjid Al Azhar, Jalan Sisingamangaraja, Jakarta Selatan, Selasa (16/11/2010).
Eko menyarankan agar darah hewan dialirkan lewat sebuat septitank. Lalu, lantai yang digunakan untuk menyembelih harus dibersihkan dari darah.
Tidak hanya itu, kata dia, petugas yang membersihkan daging harus cuci tangan. Petugas yang membersihkan jeroan sapi atau kotorannya sebaiknya tidak boleh membersihkan daging atau memotong-motong daging.
"Ini agar dagingnya higienis. Juga tidak boleh ada yang memakai sandal, sepatu dan orang yang merokok," ujar dia.
Menurut Eko, daging yang dibagikan tidak boleh lebih lama dari 5 jam didiamkan.
Sebab, pertumbuhan bakteri di dalam daging begitu cepat yakni setiap 15 menit akan bertambah sedikitnya puluhan bakteri.
"Kecuali, daging itu disimpan di suhu di bawah 4 derajat atau di atas 60 derajat. Soalnya, ada 2 bakteri. Lalu, 15 menit kemudian menjadi 4, 15 menit kemudian menjadi 8 dan seterusnya," kata Eko.
Pengamatan detikcom, pemotongan hewan kurban masih berlangsung di Masjid Al Azhar. Baru 2 dari 62 sapi yang disembelih. Ada juga 626 kambing yang akan disembelih dalam waktu 2 hari ini.
Dokter Hewan dari Dinas Perternakan dan Pertanian Jakarta Selatan, dr Eko Henri menjelaskan, lokasi pemotongan harus dijauhkan dari tanah.
Lantai yang digunakan untuk memotong harus dialasi plastik dan tertutup tembok. Hal ini bertujuan untuk mencegah menyebarnya kuman dan penyakit dari darah hewan yang disembelih.
"Kalau itu bercampur dengan tanah atau cuma dikubur saja, nanti darahnya berceceran di mana-mana. Itu kemungkinan bisa menimbulkan bau dan mengundang lalat. Nanti, lalat itu menyebar ke makanan kita. Itu bisa jadi penyakit nanti," kata Eko kepada detikcom, di Masjid Masjid Al Azhar, Jalan Sisingamangaraja, Jakarta Selatan, Selasa (16/11/2010).
Eko menyarankan agar darah hewan dialirkan lewat sebuat septitank. Lalu, lantai yang digunakan untuk menyembelih harus dibersihkan dari darah.
Tidak hanya itu, kata dia, petugas yang membersihkan daging harus cuci tangan. Petugas yang membersihkan jeroan sapi atau kotorannya sebaiknya tidak boleh membersihkan daging atau memotong-motong daging.
"Ini agar dagingnya higienis. Juga tidak boleh ada yang memakai sandal, sepatu dan orang yang merokok," ujar dia.
Menurut Eko, daging yang dibagikan tidak boleh lebih lama dari 5 jam didiamkan.
Sebab, pertumbuhan bakteri di dalam daging begitu cepat yakni setiap 15 menit akan bertambah sedikitnya puluhan bakteri.
"Kecuali, daging itu disimpan di suhu di bawah 4 derajat atau di atas 60 derajat. Soalnya, ada 2 bakteri. Lalu, 15 menit kemudian menjadi 4, 15 menit kemudian menjadi 8 dan seterusnya," kata Eko.
Pengamatan detikcom, pemotongan hewan kurban masih berlangsung di Masjid Al Azhar. Baru 2 dari 62 sapi yang disembelih. Ada juga 626 kambing yang akan disembelih dalam waktu 2 hari ini.