Menikmati sate dan pentol mungkin sudah biasa. Tapi bagaimana rasanya jika kedua menu itu tergabung menjadi satu dengan nama sate pentol. Di Gresik Jawa Timur, sate pentol berbahan utama daging ikan tuna, kini semakin di gemari warga, meski kemunculan menu ini masih tergolong baru.
Ikan tuna adalah ikan yang memiliki nilai komersial tinggi, baik ketika dijual hidup-hidup ataupun yang sudah diolah dalam dalam kemasan. Tak heran, jika berbagai macam menu saat ini makin menjamur di berbagai daerah.
Adalah Budi Prayitno, warga Desa Duduk Sampeyan Kecamatan Duduk Sampeyan Gresik yang berhasil memproduksi menu baru bernama sate pentol ikan tuna. Sesuai namanya, menu ini berbahan utama ikan tuna yang di olah seperti pentol bakso dan di sajikan dalam tusuk sate.
Meski baru muncul sekitar 2 bulan lalu yang di perkenalkan melalui berbagai pameran, menu yang satu ini kian di gemari warga. Terbukti Budi Prayitno kualahan memenuhi permintaan.
Membuat sate pentol ikan tuna sebenarnya tidak jauh berbeda dengan membuat pentol bakso. Mula-mula, daging ikan tuna di haluskan dan di campur dengan tepung terigu, telur ayam serta berbagai bumbu seperti bawang daun, bawang putih, merica dan rempah-rempah lainnya.
Selanjutnya, adonan di bentuk bulat seperti pentol bakso untuk kemudian dimasak selama kurang lebih 1 jam. Pentol ikan tuna yang sudah matang kemudian di taburi sambal racikan berwarna merah muda yang terbuat dari cabe merah, kunyit dan sejumlah jenis bumbu lainnya untuk menambah rasa khas pentol ini. Sambal inilah sebenarnya yang membuat rasa pentol ini berbeda di banding pentol berbahan daging ikan. Sebelum di bungkus, pentol ikan tuna di tusuk dengan tusuk sate.
Menurut Budi Prayitno, sate pentol ikan tuna sangat fleksibel saat di nikmati karena bisa di hidangkan secara Praktis dengan cara di goreng atau di bakar. “Penyajiannya sangat praktis dengan di goring atau di baker. Karena itu, sate ini sangat di gemari”, ujar Budi.
Meski baru 2 bulan di perkenalkan melalui berbagai promosi dan pameran kuliner, namun, sate pentol ikan tuna mendapat sambutan cukup hangat dari warga. Terbukti, permintaan terus meningkat. Saat ini, Budi Prayitno hanya bisa memproduksi sekitar 5000 tusuk sate ikan tuna setiap harinya.
Saat di nikmati, rasa gurih daging ikan tuna sangat terasa di lidah. Bahkan, para penikmatnya mengaku seperti tengah menikmati daging ikan tuna murni.
Harga 1 bungkus sate pentol ikan tuna berisi 10 tusuk di jual dengan harga 15 ribu rupiah. Harga ini tergolog sangat murah jika di banding dengan sensasi kenikmatannya. Apalagi, sate pentol ikan tuna sudah di kemas dan bisa di sajikan kapan saja secara cepat saji.(86)