Selain Pudak dan Nasi Krawu, Kota Gresik ternyata masih memiliki sejumlah jenis makanan khas. Uniknya, sebagian masyarakat Gresik justru tidak mengetahui jika memliki sejumlah makanan khas.. Berikut sejumlah makanan khas asli Gresik yang bisa dimasukkan dalam literatur kuliner jika anda kebetulan mampir ke Kota Gresik.
Kothokan
Makanan ini mirip sayur lodeh karena berbahan dasar santan kelapa yang agak kental. Makanan ini memakai bumbu lengkap yang dicampur atau dimasak dengan santan. Banyak warga Gresik menyebut Kothokan sebagai makanan valentine. Maklum tampilan makannya berwarna merah muda mirip warna ikon hari kasih sayang. Makanan ini biasanya dimasak saat puasa untuk menu buka bersama atau sekadara camilan di Hari Raya. Biasanya ditemui di sekitar alun-alun atau kampung asli Gresikl di Kelurahan Blandongan, Kamuteran dan lainnya.
Keropok Bandeng
Namanya keropok bukan berarti kerupuk Sejatinya keropok tak jauh beda dengan ikan bakar. Berbahan dasar ikan Bandeng yang menjadi menus khas warga Gresik dibakar dengan arang bathok atau tempurung kelapa. Selain dibakar bandeng juga bisa digoreng kering, lebih enak bandeng tanpa duri. Untuk bumbu sambal bahan utamannya adalah kecap dan petis asli Gresik. Kecap dan petis dicampur dengan merica, bawang putih goreng serta lombok. Keropok Bandeng banyak ditemui di sejumlah warung di Gresik, Manyar. Paling mudah beli saja di warung Pak Elan.
Sate Kijing
Mendengar namanya memang agak seram, yakni sate kijing. Kijing adalah padanan kata kuburan. Sebenarnya dalam makanan ini Kijing adalah berupa kerang --orang Gresik mengenal dengan nama kerang Simping-- yang berbentuk lonjong. Seperti sate kerang lainnya, pembuatannya tinggal direbus dan dibumbu kecap kemudian disuguhi dengan sambal keropok Bandeng. Penyajiannya biasanya diberikan sebagai makanan pembuka atau camilan usai makan.
Bandeng Pindang Serani
Karena namanya bandeng maka bahan utamanya adalah Bandeng. Makanan Bandeng ini tidak dimasak goreng atau bakar, namun dimasak kuah mirip rawon namun bumbu kluwaknya tidak terlalu banyak hingga kuahnya agak encer. Rasanya ada sedikit asem seperti sayur asem atau kuah asem-asem.
Kerang Dodo
Sebenarnya tidak jauh beda dengan kerang lain. Cuma karena diberi kuah maka namanya disebut kerang dodo atau kerang kuah. Bahan kerangnya pilihan berupa kerang genteng karena bentuknya mirip genteng. Sayang saat ini, kerang jenis ini sudah tidak ada atau bisa dikatakan langka karena tidak dijumpai lagi di sekitar pantai Gresik. Kerang kuah dimasak dengan bumbu sayur bening dengan sambal terasi.
Karag Tempe
Karag adalah makanan ringan berupa ketan hitam dan ketan putih. Sehingga penyebutannya adalah yang dinamakan Karag Ireng dan Karag Poteh. Karag ireng dibuat dari ketan hitam dicampur beras dan dimasak seperti menanak nasi. Sementara Karag Poteh berbahan beras biasa namun saat dimasak airnya dicampur dengan air kapur apuh. Kata orang Gresik air kapur bisa berfungsi sebagai antisida atau obat anti maag. Penyajiannya sederhana Karag yang sudah matang diberi parutan kelapa dan diberi poyah. Untuk lebih mantap, Karag diberi menu tambahan tempe goreng tepung. Biasanya dijumpai di sekitar Kota Gresik dan hanya buka pagi hari.
Kare Keroyo
Kare Keroyo sebenarnya cukup akrab di telinga pembaca. Bahan bumbunya tetap sama seperti bumbu kare. Menu hidanga utama karena ini adalah keroyo. Bagi yang tidak tahu istilah warga Gresik, Keroyo adalah kepiting laut atau biasa disebut dengan istilah kepiting rajungan
Oseng-Oseng Simping
Simping atau kerang Simping sajiannya tidak jauh berbeda dengan keripik atau sate simping. Namun karena dimasak oseng-oseng maka kerang simping dibuka kulitnya dan dibersihkan kemudian ditumis dalam wajan dengan bumbu bawang, daun bawang, kecapserta lombok bagi yang suka pedas.
Sego Roomo
Kalau yang ini mungkin banyak orang penasaran termasuk orang Gresik sendiri. Sebab, sego romo hanya dijual oleh warung tertenu terutama di sekitar Pasar Kota dan Pasar Baru. Bahan dasarnya adalah nasi putih. Yang membuat beda penyajiannya nasi putih namun bagi atasnya (toping) diberi lamuran bubur romo. Sebagian pembeli ada yang mengganti nasi dengan lontong sehingga namanya berubah menjadi lontong romo. Untuk menikmatinya nasih ditaruh dalam wadah daun pisang diberi bubur romo kemudian diatasnya diberi kerupuk rambak yang sudah diremas-remas. Agar gurih, bagian atas bubur juga diberi piyah dan diselingi sambal. Sambal akan menambah selera karena diberi tambahan udang. Makanan ini bisa dinikmati di sekitar Pasar Kota dan Pasar Baru, sebagian di sekitar alun-alun pada pagi dan malam hari.