Anak Pantai yang berambut gondrong ini sempat curhat kepada wartawan dan menceritakan bahwa orangtuanya menghubunginya melalui telepon genggam. "Ibu saya sakit di Malang, pas bicara di telepon dia cuma bisa bilang a-i-u-e aja," ujar Rudi.
Mendengar kabar tersebut, Rudi pun langsung bergegas pulang ke Malang untuk menjenguk ibunya. Setelah mendapat telepon dari Polda Bali untuk dimintai keterangan terkait film tersebut, kemarin Rudi langsung berangkat lagi ke Bali. "Saya baru tadi pagi datang dari Jawa," kata Rudi.
Saat pengambilan gambar Cowboys in Paradise, Rudi mengaku saat itu Amit Virmani yang baru saja dikenalnya tiba-tiba datang ke kos untuk mengambil gambar. "Waktu itu saya lagi sakit panas, terus Amit datang bawa kamera," cerita Rudi.
"Saya dipaksa direkam disuruh nunjuk-nunjuk bendera yang ada di kamar saya, ya namanya diminta tamu saya mau aja," imbuhnya.
Pria berusia 33 tahun yang sehari-harinya bekerja menyewakan papan selancar ini tidak pernah menyangka bahwa rekaman itu akan dipergunakan dalam film gigolo. "Saya enggak tahu kok tiba-tiba jadi begini, pusing kepala saya," ujarnya sambil menggaruk-garuk rambut gondrongnya.
Selain itu pula Bima, salah satu anak pantai yang muncul dalam film Cowboys in Paradise yang menghebohkan itu, juga mengaku kalau dirinya hanya dibayar sebesar Rp 150.000 untuk muncul dalam film tersebut.
Saat proses shooting berlangsung, dia mengaku tak tahu-menahu soal film apa yang tengah digarap oleh Amit Virmani. Saat itu, Bima yang berprofesi sebagai peselancar (surfer) hanya diminta melakukan sejumlah adegan surfing.
Sementara Denis, rekan Bima yang dalam film tersebut tampak tengah bermain bola dengan wanita bule, mengaku tidak mengenal Amit Virmani. Ia justru merasa dirugikan karena namanya kini jadi bahan omongan di kalangan keluarga dan teman-temannya. “Aku enggak tahu dia ambil gambarku. Aku merasa dirugikan karena keluarga saya banyak yang tanya kenapa bisa masuk di film itu,” keluh Denis.
Denis berharap aparat kepolisian menindak tegas sutradara berdarah India yang menetap di Singapura itu karena dianggap telah mencemarkan nama baik dia dan teman-temannya. “Kalau bisa orangnya dituntut dengan undang-undang yang berlaku,” harap Denis. Smoga...
[kompas.com]