Mungkin selama ini anda menganggap kulit telur sebagai limbah tak berguna. Tidak demikian bagi para perajin gerabah di Denpasar Bali, limbah kulit telur, justru digunakan untuk mempercantik gerabah hasil kerajinan mereka.
Selain terlihat eksotis, kepiawaian perajin dalam menempel kulit telur pada gerabah, mampu mendongkrak nilai jual gerabah, hingga tiga kali lipat dari harga biasa.
Sesuai dengan namanya, gerabah atau yang lebih dikenal dengan sebutan terakota ini, berbahan baku gerabah dengan taburan kulit telur pada bagian permukaannya.
Meskipun berbahan sederhana, sejak dikenalkan sekitar 7 tahun lalu hingga kini, pesanan gerabah kulit telur tetap ramai dan menjadi salah satu primadona bagi para perajin.
Di sentra gerabah, di kawasan By Pass, Tuban, Denpasar misalnya, diantara sekian banyak kreasinya, gerabah dengan motif kulit telur tetap menjadi favorit bagi pelangganya.
Proses membuatnya cukup sederhana. Tahap awal, gerabah yang telah disiapkan diolesi lem perekat pada permukaannya. Selanjutnya kulit telur ditempelkan perlahan mengikuti alur garis motif yang hendak dibentuk.
Sekilas terlihat mudah. Namun tunggu dulu, butuh seni tersendiri dalam proses ini. Pemilihan tekstur telur yang seragam, menjadi kunci sukses, gerabah yang nantinya akan terlihat maksimal hasilnya.
Setelah ditempel dan dikeringkan, gerabah selanjutnya diolesi lem pewarna dasar, untuk menghilangkan warna lem, serta warna dasar gerabah.
Selanjutnya permukaan gerabah dihaluskan menggunakan kain amplas, agar halus dan memunculkan warna dasar, asli kulit telur.
Sebagai tahap akhir, gerabah selanjutnya diberi cat finishing, berupa cat glasir, untuk memberi efek kilap, dan melapisi permukannya dari cahaya matahari.
Meski berasal dari bahan limbah, selain terlihat eksotis, kreasi menempelkan kulit telur, mampu mendongkrak harga jual gerabah dua hingga tiga kali lipat dari harga biasanya. Peminatnya pun kebanyakan adalah wisatawan asing. “Dengan motif kulit telur, omset lumayan naik”, ujar Binsar Sidahuruk, perajin gerabah kulit telur.
Gerabah cantik ini, dijual berkisar antara 30 ribu hingga 1 Juta Rupiah, tergantung motif dan ukurannya.