Pemilihan umum untuk menentukan wakil rakyat pada bulan April mendatang ,menjadi berkah tersendiri bagi para pengusaha konveksi. Pesta demokrasi tersebut membuat pesanan kaos melonjak tajam. Seorang pengusaha konveksi di Lamongan misalnya, omzet per bulannya naik hingga milyaran rupiah.
Selama ini, Lamongan di kenal sebagai Kota Tahu Campur, Kota Soto dan Nasi Boranan. Padahal selain itu, Lamongan memiliki satu lagi produk unggulan, yakni sentra konveksi kaos. Desa Tri Tri Tunggal Kecamatan Babat, adalah pusat kegiatan UKM di bidang konveksi kaos. Ramainya pemilihan kepala daerah serta pemilihan anggota legislatif, menjadi berkah tersendiri bagi para pengusaha.
Suasana rumah Wahyudi, produsen kaos calon anggota legislatif serta berbagai atribut kampanye lainnya, misalnya, terlihat lebih sibuk, jauh berbeda dengan hari-hari biasanya. Pemilu legislatif april mendatang, membuat puluhan karyawannya, bekerja lembur, untuk memenuhi pesanan para caleg.
Wahyudi sengaja membidik pangsa pasar politik untuk memajukan usahanya. Bidikan pria berusia 38 tahun ini tidak meleset. Meski momen pemilihan umum tingkat kabupaten hingga tingkat nasional bisa digolongkan musiman, namun jumlah atribut kampanye yang dipesan mencapai ratusan ribu hingga jutaan atribut.
Manuver membidik pangsa pasar politik ini di lakukan Wahyudi sejak tahun 2004 lalu. Kala itu, Wahyudi mengerjakan pesanan seorang temannya yang menjadi calon anggota legislatif di kalimantan. seiring perkembangan waktu, usahanya pun berkembang pesat, terutama sejak era roformasi bergulir.
Kualitas produksi yang bagus serta kecepatan pengerjaan menjadi andalan yudi untuk memuaskan para pemesan. Kini Wahyudi tak perlu lagi susah-susah lagi dalam hal pemasaran karena namanya sudah tekenal hingga ke luar jawa, terutama Indonesia bagian timur.
Saat ini, Wahyudi fokus pada produksi kaos calon anggota legislatif dari berbagai partai peserta Pemilu. Rata-rata para caleg hanya menyetorkan foto dan logo partainya saja. Desain dan warna diserahkan sepenuhnya pada produsen.
“Alhamdulillah, ada peningkatan cukup signifikan dalam menghadapi pemilu ini” ujar Wahyudi kepada Berita86.
Jika hari-hari biasa hanya mengerjakan pesanan kaos olahraga dari instansi dan lembaga tertentu. Namun saat ini seluruh pesanan, berupa kaos dan atribut kampanye.
Omzetnya pun melonjak tajam dari 400 hingga 500 juta rupiah per bulan, menjadi enam milyar per bulan. tak heran jika Wahyudi dijuluki raja kaos dari Lamongan, dan berhasil membawa nama Lamongan ke luar pulau Jawa.