LiputanKami.com - Patung Bunda Maria yang terletak di Gua Maria Sendang Pawitra di Dusun Sendang, Kelurahan Sepanjang, Karanganyar, Jawa Tengah dirusak. Peristiwa yang terjadi pada Rabu tengah malam, 14 Desember 2011 ini baru pertama kali terjadi sejak gua itu dibangun pada 1975 lampau.
"Mengetahui kejadian itu, saya langsung lapor Ketua Lingkungan dan Polsek setempat. Akhirnya Kamis pagi polisi datang ke Gua untuk melakukan penyelidikan," kata Sunarto, juru kunci Gua Maria saat ditemui di lokasi, Jumat 16 Desember 2011.
Dari pengamatan VIVAnews.com, kerusakan terjadi pada patung Bunda Maria, salib berukuran besar, patung malaikat, dan patung Keluarga Kudus.
Hingga saat ini, gua itu masih terlihat kosong. Di dalamnya tidak tampak ada simbol-simbol agama. Yang tersisa hanya sedikit serakan patung dan buku-buku doa.
Menurut Sunarto aksi tak bertanggungjawab ini diketahui saat murid-murid SMP dari Jumantono akan berziarah ke gua itu. Saat rombongan tiba, mereka mendapati sejumlah benda yang menjadi simbol agama Katolik itu telah dalam keadaan rusak. Dari keterangan keponakannya yang saat perusakan berlangsung berada di lokasi, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 23.30 WIB Rabu malam, 14 Desember 2011.
"Waktu itu saya sedang ada sripah (slametan) dan keponakan saya yang sedang di sana. Dia mengatakan ada seseorang datang membawa senter. Namun dia biarkan karena mengira peziarah," kata Sunarto.
Sunarto yang sudah menjadi juru kunci selama 30 tahun itu prihatin dengan kondisi ini. "Mas, saya ini Muslim. Tapi ketika ditanya kenapa saya mau bekerja di sini, karena saya ikhlas dan tidak mempermasalahkan agama yang berbeda," dia menegaskan.
Sunarto bersama istrinya menjadi juru kunci gua yang disucikan umat Katolik setempat itu. Setiap malam Sunarto mengontrol keamanan dan mengecek kondisi di Gua. Istrinya tiap pagi membersihkan gua.
"Saya tidak mau menduga macam-macam. Yang penting, niat saya baik untuk sesama," ucap Sunarto.
Dia menerangkan keberadaan Gua Maria selama ini sama sekali tak mengganggu kehidupan beragama di daerah setempat, meskipun di saat-saat sedang digelar misa dan gua kebanjiran peziarah. "Kalau pas ramai, banyak yang datang dari luar daerah, Semarang, Jogja, Jakarta, " katanya. (Laporan: Fajar Sodiq, Karanganyar | kd)
• VIVAnews