Donny Donovan (53), pensiunan pegawai Telkom, meninggal dunia, setelah rumahnya di Perum Puri Kendedes Blok B/9 Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang,dilempari ayam pocong, Selasa (11/10/2011). Tubuhnya kejang-kejang setelah rumahnya diteror Sugianto (53) dan Eko Supriyantono (35).
Sugianto, warga Bukit Cemara Tidar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, adalah PNS Golongan 2A di Polresta Malang yang sehari-hari bekerja di Samsat Kota Malang di bagian penjualan formulir. Sedangkan Eko Supriyantono punya dua alamat, yakni Jl Basuki Rahmat, Oro-oro Dowo, Kecamatan Klojen, Kota Malang, dan Jl Mayjen Panjaitan, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.
Ny Istining (51), istri Donny, menyatakan, teror telah dilancarkan kedua pelaku sejak Rabu (5/10) siang. Saat itu, ia diberitahu satpam bahwa ada dua pria tak dikenal telah menabur bunga di halaman rumah korban. Bahkan, tabur bunga ini berlanjut hingga sekitar 22.00 WIB.
Kamis (6/10) pukul 05.00 WIB, Donny melihat sendiri dua pria itu masih menabur bunga. Saat ditegur satpam, dua pria ini mengaku sedang melaksanakan ritual penyembuhan.
Kepada satpam, tersangka Sugianto mengatakan bahwa ritual itu dilakukan untuk menyembuhkan Rohman, adiknya, yang sakit jiwa. Ritual itu atas saran paranormal bernama Eko Supriyantono, yang mengaku mendapat bisikan gaib agar melarung sesaji di rumah Donny.
"Suami saya tidak mengenal dua orang itu. Kami juga tidak tahu mengapa rumah ini jadi sasaran," ungkap Ny Istining saat ditemui di rumahnya, Rabu (12/10).
Ritual ternyata berlanjut hingga Jumat (7/10) sore. Kedua tersangka menaruh beberapa butir telur itik dan selembar kertas yang ditulisi: beluntas garam telur bebek beras. "Setelah Salat Magrib mereka memecah telur itik di pintu pagar kanan," kata ibu lima anak ini.
Karena merasa terganggu, Sabtu (8/10) sore, Donny bersama sejumlah tetangga menyanggong pelaku untuk meminta agar ritual aneh itu dihentikan. Penyanggongan dihentikan karena magrib. Nah, saat itulah dua pelaku menaruh bangkai ayam yang dibungkus kain kafan, sehingga mirip pocong yang dilumuri minyak wangi dan 2 bungkus garam.
"Karena risih dengan ulah mereka, akhirnya kami melaporkannya ke Polsek Singosari, Sabtu malam itu," kata Ny Istining yang juga bekerja sebagai PNS di Bangil, Pasuruan.
Sejak pelaporan itu, pihak keluarga, satpam, dan warga setempat, menjaga ketat rumah Donny. Sehingga, mulai Minggu (9/10) hingga Senin (10/10), tidak ada lagi ritual. Tapi, Selasa (11/10) sore, dua pelaku ternyata masih nekat. Setelah menyaru sebagai jemaah di masjid, mereka masih melempar garam dan air kelapa yang dibungkus plastik ke rumah Donny.
Melihat itu, warga dan Donny tak sabar lagi. Mereka langsung meringkus kedua pelaku. Saat warga beramai-ramai menginterogasi kedua pelaku, tiba-tiba Donny kejang-kejang lalu pingsan. Warga sempat melarikannya ke RS Mardi Waluyo, Singosari, sebelum dirujuk ke RSU Dr Saiful Anwar, Kota Malang.
Namun sayang, nyawa Donny tak tertolong. "Dokter mengatakan suami saya meninggal karena penyakit jantungnya kambuh," ungkap Ny Istining yang menyatakan suaminya memang menderita sakit jantung sejak 2008.
Sementara warga membawa kedua tersangka ke Polsek Singosari. Kapolres Malang AKBP Rinto Djatmono menyatakan belum tentu korban meninggal karena klenik. Sebab, korban punya riwayat sakit jantung. "Kami masih menunggu hasil visum untuk memastikan penyebab kematian korban," ujarnya.
Yang jelas, kata kapolres, kedua pelaku bisa dijerat Pasal 335 Ayat 1 KUHP, yakni melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan, dengan ancaman hukuman penjara satu tahun. "Kedua tersangka masih diperiksa di Polsek Singosari," katanya.
Ny Istining, istri korban, menyatakan, "Kami Ikhlas atas kematian suami saya. Hanya Saja, kami ingin aksi teror kedua pelaku diselesaikan dengan jalur hukum, karena sangat mengganggu."