Limbah tulang ayam dan entok ternyata dapat dijadikan souvenir bernilai seni tinggi berupa hiasan pigura, miniatur becak dan Harley Davidson. Uniknya lagi, kreatifitas ini di kerjakan oleh seorang pengrajin yang mengalami cacat tubuh.
Cacat tubuh tak harus membuat orang berhenti untuk berkarya. Wahyu budi mulyono (35 tahun) atau biasa disapa Budi Doank misalnya, walaupun mengalami cacat tubuh, namun hasil karya tangan terampilnya sangat indah dan banyak diminati orang.
Budi yang beralamat di Jalan Guyangan Petanahan, Dusun Turus, RT 01/RW 03, Desa Adimulyo Kecamatan Adimulyo, Kebumen, Jawa Tengah memanfaatkan sisa-sisa tulang unggas seperti ayam dan enthok untuk di jadikan hiasan dinding dan souvenir cantik lainnya. Karyanya berupa pigura, miniatur becak serta sepeda motor Harley Davidson.
Putra ke lima dari enam bersaudara pasangan Sukirman (75 Tahun) dan Kasmini (66 Tahun) ini sejak kecil mengalami cacat, tubuh dengan susah bicar dan tangan bergetar. Namun cacatnya tidak menjadi penghalang untuk terus berkarya dan berusaha.
Mula-mula, tulang ayam dan enthok yang tak berguna, di kumpulkan dari warung-warung soto dan rumah makan. Sisa tulang-tulang tersebut ia minta tanpa dibeli alias gratis. Selanjutnya, tulang tersebut dibersihkan dengan dimasukannya ke dalam kolam selama satu minggu.
Setelah bersih, tulang diangkat untuk kemudian dijemur hingga kering. Biasanya membutuhkan waktu selama tiga hari. Selanjutnya tulang tersebut di gosok menggunakan amplas.
Proses selanjutnya adalah merangkai tulang-tulang hingga membentuk souvenir yang di inginkan. Uniknya lagi, tulang-tulang ini dibiarkan utuh dan tidak dipotong-potong sama sekali, kecuali ingin menyesuaikan dengan struktur bentuk souvenir.
Menurut Budi, tulang ayam dan entok mudah dibuat karena postur tulangnya yang memiliki tekstur bentuk yang unik. Bentuk tulang ayam dan enthok ada yang bengkok hinga yang lurus. Postur tulang seperti itu sangat mudah untuk digabung-gabungkan.
Proses pembuatan satu buah hiasan souvenir memerlukan waktu kira-kira dua minggu hingga satu bulan. Hal tersebut tergantung tingkat kesulitan dan bahan baku. Satu miniatur motor misalnya bisa menghabiskan tiga sampai empat ekor ayam atau entok.
“Kerajinan ini sangat terkendala dengan kesulitan pemasarannya, pernah ikut pameran namun hanya tingkat lokal kebumen saja“, ujar Budi Mulyono.
Hasil karyanya dijual mulai harga 50 Ribu hingga Ratusan Ribu Rupiah. Namun, pemasaran untuk saat ini hanya di wilayah Kebumen saja.