Menikmati sate daging adalah hal biasa. Namun bagaimana rasanya jika kita menikmati sate tulang. Sate tulang atau sate balungan El Dorado Di Jalan Mayjen Sutoyo Kota Semarang, berbahan tulang bagian pungung ayam. Bumbunyapun special, yakni racikan bumbu banjar, sehingga rasanya tidak seperti sate ayam biasa.
Membuat sate tulang tidaklah sulit. Mula-mula, tulang bagian punggung ayam dipotong potong menjadi 10 hingga 15 potongan yang dengan ukuran sama besar. Potongan tulang tersebut, kemudian diberi bumbu. Bumbunya yakni bumbu banjar yang sudah diracik bersama gula pasir, yang di padukan pada potongan tulang ayam tersebut. Setelah itu, baru tulang ditusuk dengan sujen dan siap di panggang.
Proses memanggang sate tulang berlangsung sekitar 10 hingga 15 menit. Untuk menambah kelezatan sate, pada saat di panggang, dioleskan pula saus banjar, minyak ikan dan kecap.
Setiap porsi sate tulang hanya berjumlah 7 tusuk saja. Penyajiannya tidak seperti sate biasa yang menggunakan bumbu sambal kacang atupun kecap. Untuk menyantap sate tulang, ditambah dengan bumbu saos banjar dan jeruk nipis.
Pengunjung di tempat makan ini mengaku menyukai sate tulang, karena selain rasanya yang lezat juga karena asyiknya seni makan dengan memisahkan daging dan tulang pada saat mengunyah yang berbeda dengan cara menikmati sate pada umumnya.
Menurut Yohanes Ariawan (pengelola tempat makan,) selain sate tulang, ditempatnya juga tersedia sate kulit dan sate brutu atau sate ekor ayam. Namun, pengunjung lebih banyak yang memilih menikamati sate tulang, karena sate ini termasuk jenis makanan favorit di kota semarang.
Setiap harinya lebih dari 75 porsi sate tulang bisa terjual. “Ya lumayan bisa menjual hingga 75 porsi atau setara 255 tusuk sate”, ujarnya.
Harga satu porsi sate tulang relatif terjangkau. Hanya dengan Rp 17.500, anda pun bisa menikmati satu porsi sate tulang.