Jika diartikan dari sebutan namanya berarti telur ikan Bader. Mengenal nama menu yang satu ini, mungkin tidak semua tahu bahkan mungkin sebagian besar warga Gresik juga belum tahu jika Ndok Bader adalah makanan khas Kota Gresik.
Nama Ndok Bader memang tidak bisa disejajarkan dengan Pudak, atau Nasi Krawu sekalipun. Sebab, Ndok Bader memang tidak sepopuler dua saudaranya tersebut. Ini bisa dimaklumi, karena menu yang satu ini hanya bisa ditemui di sejumlah warung atau toko tertentu serta tergantung musim. Kalau pas musim panen ikan Bader, tentunya tidak sulit menemukannya di beberapa warung makanan di Gresik.
Ndok Bader sejatinya adalah telur ikan Bader yang banyak dipelihara oleh sejumlah petambak di kawasan Utara Kabupaten Gresik. Awalnya, telur Bader ini tidak begitu dilirik karena bentuk fisiknya secara mentah memang agak menyeramkan, kental warna agak keruh serta baunya yang amis.
Oleh sebagian petambak, telur Bader dijadikan makanan ikan Bandeng peliharaan atau makanan ayam ternak yang dikembangkan bersama budidaya ikan tambak. Namun, seiring perkembangan waktu, telur Bader mulai dilirik oleh para petambak, khususnya di daerah wilayah Kecamatan Gresik, Manyar, Bungah dan Sidayu. Mereka mencoba memanfaatkan telur bader dengan mengolah secara sederhana.
"Biasanya telur Bader kami ambil lantas kami campur dengan telur ayam dan dikocok serta diberi tambahan garam, bawang putih dan bawang merah. Ternyata adonan ini rasanya gurih dan menggugah selera. Akhirnya menu ini sering dijadikan santapan favorit para petambak," kata Nurokhim, petambak asal Desa Sidomukti Kecamatan Manyar.