Hampir semua bagian dari pohon singkong bisa dimanfaatkan mulai dari ubi hingga daunnya. Ubi Singkong biasanya hanya diambil dagingnya dan untuk digoreng atau direbus. Sedangkan kulitnya dibuang begitu saja atau di jadikan makanan untuk hewan ternak seperti sapi dan kambing. Di tangan seorang perajin keripik di Desa Purwokerto Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Jawa Tengah, kulit singkong justru bisa diolah menjadi makanan ringan yang tidak kalah renyah dan gurihnya dibandingkan dengan ubi singkongnya.
Adalah Bekti Susiati, yang sejak 7 bulan terakhir mencoba memanfaatkan kulit singkong yang selama ini dianggap sebagai sampah dan limbah, diolah menjadi keripik yang rasanya renyah dan tidak keras. Sering kali, kulit singkong disepelekan oleh sebagian besar orang. Padahal, kulit singkong memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi yang dapat digunakan sebagai sumber energi dan dapat dikonsumsi oleh manusia. Persentase jumlah limbah kulit bagian luar sebesar 0,5-2% dari berat total singkong segar.
Pemanfaatan kulit singkong ini berawal, ketika produksi keripik singkong yang digelutinya puluhan tahun selalu menghasilkan sampah kulit singkong yang banyak. Biasanya kulit singkong hanya dijual kepada peternak sapi atau kambing, sebagai makanan tambahan dengan harga rendah.
Awalnya hanya sekedar coba-coba setelah mendengar jika kulit singkong, juga kerap dibuat sayur atau dimasak. Dari sini bekti mencoba mengolah kulit singkong, untuk dijadikan keripik. Hasilnya ternyata memuaskan, keripik kulit singkong buatannya laku dan digemari banyak pelanggan.
Pembuatan keripik kulit singkong, mudah dan praktis. Kulit singkong yang telah di kupas kemudian dibersihkan dan dicuci hingga bersih. Setelah dicuci, kulit singkong di masak hingga berwarna kecoklatan. Kulit singkong kemudian di cuci kembali, dan direndam dengan air garam dan campuran penyedap rasa. Merendam kulit singkong biasanya antara dua hingga tiga hari, dengan air rendaman diganti tiap harinya.
Setelah bumbu meresap, kulit singkong yang direndam kemudian di keringkan di bawah terik matahari. Butuh dua hari dalam proses pengeringan, sebelum keripik kulit singkong ini digoreng.
Bekti Susiati menjual keripik kulit singkong yang masih mentah, dengan harga 40 ribu perkilogramnya, , pasar keripik kulit singkong ini bahkan sudah merambah hingga ke semarang dan jakarta. “saya tidak menduga penjualannya hingga ke Semarang dan Jakarta”, ujarnya.
Keripik kulit singkong yang sudah digoreng, rasanya mirip seperti keripik paru ataupun keripik ubi singkongnya. Selain gurih dan renyah, rasa pahit yang dihasilkan dari getah singkong tidak terasa akibat proses rendaman selama 3 hari.
Meski usaha pembuatan keripik kulit singkong baru berjalan enam bulan, namun Bekti Susiati yang merupakan satu-satunya perajin keripik kulit singkong di kabupaten kendal, kesulitan mencari bahan baku singkong. Ke depan keripik kulit singkong buatan Bekti Susiati ini, akan di patenkan menjadi makanan ringan khas kendal ke kementrian perdagangan untuk mendapatkan lisensi.