Dengan memanfaatkan momentum batik yang tengah trend saat ini, Sudiman warga desa Bangunjiwo Kasihan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta, berhasil membuat terobosan baru dalam penjualan perabotan rumah tangga yang nyaris gulung tikar dengan membuat batik pada gagangnya. Usaha kreatif itu di lakukannya untuk meningkatkan omzet penjualan pisau dapur dan perabot rumah tangga tradisional lainnya seperti sendok, garpu, sutil dan tempayan.
Sudiman membatik gagang pisau serta perabot rumah tangga lainnya yang terbuat dari kayu. Sebelum dibatik, omzet penjualannya tidak pernah meningkat. Hasilnya, omzet penjualannya meningkat tajam. Bahkan, pesanan terus berdatangan sehingga ia harus mencari tenaga kerja tambahan. Selain dibantu anak-anak dan istrinya, Sudiman juga dibantu 4 orang tetangganya agar bisa memenuhi pesanan.
Bahan baku gagang perabot rumah tangga adalah kayu jati dan mahoni yang terbukti awet. Caranya, setelah dipotong-potong sesuai ukuran, maka kayu tersebut dibentuk menjadi gagang berbagai ukuran. Untuk lebih menarik penampilan gagang kayu juga diukir dengan berbagai hiasan dan di batik sesuai selera.
Sebagaimana halnya membatik kain, membatik gagang perabotan rumah tangga juga menggunakan lilin atau malam. Usai dibatik, gagang kemudian direbus dan diberi warna. langkah terakhir adalah memasukkan perabotan rumah tangga pada gagangnya.
Perabotan rumah tangga yang sudah dibatik gagangnya, terlihat lebih menarik jika dibandingkan yang polos.
Menurut Sudiman, untuk menaikkan harga yang signifikan dan dapat menembus pasar di supermarket dan pasar swalayan, batik gagang pisau dan perabot rumah tangga lainnya sangat cepat dan banyak di sukai pelanggan.”Dengan gaya batik, perabotan rumah tangga lebih berharga dan menarik perhatian orang”, ujarnya.
Saat ini perabotan rumah tangga batik hasil produksinya baru dijual di sejumlah supermarket dan pasar swalayan serta pasar-pasar tradisional di Yogyakarta.
Bagi Sudiman, memproduksi gagang batik bukan hanya mencari materi belaka, tetapi lebih dari itu, untuk mempertahankan batik sebagai budaya bangsa agar tidak di klaim bangsa lain. (86)