Sejumlah usulan terungkap saat sosialisasi analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) pembangunan pelabuhan penyeberangan ASDP atau Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan di Kecamatan Paciran. Diantaranya usulan dari Camat Paciran M Satuwi Heruwidi terkait akan meningkatnya volume kendaraan setelah ASDP beroperasi pada 2010 nanti.
Dikatakannya, saat ASDP beroperasi nanti, tentunya akan menambah kepadatan lalu lintas di sepanjang jalan pantura. Sementara pelebaran yang saat ini dilakukan tidak menyentuh semua jalur pantura di Lamongan. “Terlebih nanti akan dibuka trayek bus antar provinsi. Sehingga akan semakin meningkatkan kepadatan lalu lintas dan dimungkinkan mengganggu arus kendaraan yang akan menuju kawasan Wisata Bahari Lamongan atau WBL. Kalau perlu dipikirkan jalur alternatif untuk mengurai kemacetan, “ kata dia dalam sosialisasi yang dilangsungkan di Ruang Sabha Dyaksa Lamongan itu kemarin (2/9).
Sosialisasi itu sendiri dibuka Kepala Badan Lingkungan Hidup Luluk Suprapti. Selain mengundang sejumlah pejabat di Kecamatan Paciran, sosialisasi Amdal tersebut juga mengundang sejumlah masyarakat dan tokoh masyarakat di sekitar lokasi pembangunan ASDP. Disampaikan Luluk, sesuai dengan aturan, ASDP memang diwajibkan untuk menyusun dokumen Amdal sebagai bagian dari landasan untuk ijin operasional. “Ini semata untuk melindungi kepentingan masyarakat sekitar, “ ujar dia.
Sementara Susi Wiludjeng dari PT Surya Cahaya UTama yang ditunjuk sebagai konsultan penyusun Amdal ungkapkan pelibatan masyarakat sangat penting dalam penyusunan dokumen Amdal itu. Fokus dokumen Amdal itu nantinya akan dititikberatkan pada trahap konstruksi dan pasca konstruksi. Yakni saat pengerjaan kegiatan dan saat ASDP beroperasi nanti.
Pembangunan ADP sudah dimulai sejak 2005 lalu dengan dana dari APBN dan sharing dengan pemerintah daerah. Menurut Kepala Seksi Perencanaan Dnas Perhubungan Provinsi Jatim Suparno, pembangunan ASDP di Lamongan karena adanya demand angkutan antar pulau di Jatim. Selain melayani rute Lamongan-pulau Bawean, ASDP Paciran nantinya juga akan melayani rute Lamongan-Balikpapan, Banjarmasin, Makassar dan Kupang. Sedangkan rute Galongkong dan Pulang Pisau masih dalam tahap usulan.
Dijelasknannya, karakteristik jenis kapal yang akan beroperasi ASDP di Paciran adalah kapal jenis Roll On/Roll Off atau Kapal RO-RO. Yakni sejenis feri yang bisa membawa kargo beroda. Sementara GRT (Gross Registered Tonnage) kapal yang bisa bersandar disana antara 300-9600 GRT. Di lokasi ASDP juga akan dibangun terminal terpadu yang melayani trayek antar kota dan antar provinsi seperti rute Mojkerto dan Semarang.
Pada 2005, lanjut dia, alokasi dana APBN sebesar Rp 12,5 miliar digunakan pekerjaan areal darat dan pembangunan trestle (jembatan penghubung pelabuhan dengan daratan) tahap pertama. Sementara Pemkab Lamongan sharing pembebasan lahan seluas 4,5 hektar dan pembangunan terminal terpadu. Kemudian pada 2006, alokasi APBN sebesar Rp 5,4 miliar digunakan untuk pemancangan tiang pancang untuk trestle sebanyak 44 titik.
Selanjutnya alokasi APBN sebesar Rp 12,8 miliar pada 2007 digunakan untuk pembangunan 6 titik pancang trestle dan pembangunan plat form dermaga tahap pertama sebanyak 66 titik pancang. Sementara paad 2008 dilanjutkan diantaranya pembangunan upper structure dari trestle dan cause way dengan anggaran APBN Rp 48,8 miliar. Dan tahun ini alokasi APBN sebesar Rp 9,7 miliar diantaranya untuk pembangunan sarana dan prasarana pelabuhan seperti reservoir air dan rumah genset. Selain itu juga ada anggaran sebesar Rp 9,5 miliar untuk pembangunan break water tahap pertama. (arf, Humas Pemkab Lamongan)