Sekitar 1.700 sepeda kuno dari 47 klub yang berasal dari Jawa, Bali, Sumatera Dan Kalimantan, ambil bagian dalam karnaval sepeda kuno yang di adakan Pemerintah Kabupaten Lamongan pada Peringatan Hari Jadi Kota Lamongan yang ke 440. Sebagian besar dari 1.700 sepeda kuno ini merupakan klub paguyuban sepeda kuno, dari berbagai merek serta tahun pembuatan, seperti Sturmey buatan tahun 1992, Humber tahun 1932, Raleigh tahun 1934 serta Gazelle buatan tahun 1938.
Keunikan lain karnaval ini masih di tambah oleh sejumlah klub yang mengenakan pakaian tempo doeloe misalnya, topi layaknya seorang meneer belanda. Begitu pula dengan warna pakaian yang didominasi putih tulang.
Pada zamannya, sepeda sepeda ini menjadi perlambang status sosial. Pasalnya, hanya orang-orang yang mampu saja yang bisa memiliki sepeda. Maklum, harganya mahal saat itu.
Yang lebih unik lagi, karnaval ini di ikuti sebuah sepeda kuno yang sebagian besar bodinya terbuat dari bambu. Bersama anaknya, Mohammad Erfan, asal Desa Kemasan Kecamatan Krian, Mojokerto, datang jauh-jauh ke Lamongan, untuk menikmati kembali suasana tempo dulu dengan rekan-rekannya sesama pecinta sepeda kuno.
Tentu, sepeda bambu ini menjadi perhatian warga karena bentuknya yang unik, di mana, bagian bambu yang melengkung di jadikan sebagai penutup rantai lengap dengan boncengannya.
Menurut Erfan, sepeda bambunya di buat selama 3 bulan pada tahun 2000 dengan biaya 700 ribu rupiah.
“Biaya murah mas, Cuma 700 ribu. Saya membuatnya selama 3 bulan” Ujar Erfan kepada Berita 86 usai mengikuti karnval.
Berbagai hadiah menarik sudah disiapkan panitia, mulai dari seekor sapi dari Bupati Lamongan untuk juara I, hingga uang tunai untuk juara II dan juara III. Selain itu masih ada belasan door prize untuk peserta karnaval lainnya.
Bagi para pencinta sepeda kuno, berkumpul dengan sesama pencinta sepeda tua bisa juga untuk tukar-menukar informasi terkait permasalahan onderdil sepeda. terlebih, di pasaran sekarang sulit mendapatkan onderdil sepeda kuno.