pencak macan, merupakan salah satu seni warisan leluhur, yang nyaris punah, akibat tergilas roda jaman. Demi menjaga kelestariannya, sejumlah sekolah di Gresik Jawa Timur, mengemasnya menjadi sebuah seni pertunjukkan. Bahkan, seni pengantar pengantin khas warga pesisir utara pilau jawa tersebut, telah dimanfaatkan untuk menjamu tamu manca negara.
Setelah sekian lama terpinggirkan, seni pencak macan, kini mulai dipentaskan dan dimainkan di sejumlah sekolah di Gresik, Jawa Timur. Bahkan, seni warisan leluhur ini, digunakan sebagai seni unggulan, untuk menjamu tamu-tamu manca negara, yang berkunjung ke kota santri, Gresik.
SMA NU satu Gresik misalnya, adalah satu diantara sejumlah sekolah di Gresik, yang berusaha menjaga kelestarian seni khas warga pesisir utara pulau jawa ini. bahkan, di sekolah ini, seni pencak macan, menjadi kegiatan ekstakuler, untuk menambah keterampilan seni para siswa.
agar disukai remaja, siswa-siswi di sekolah tersebut, mengemas seni pencak macan, menjadi seni pertunjukkan, yang atraktif. perpaduan antara pencak silat, dengan iringan gamelan Jawa dan rebana, membuat seni tradisi ini, mulai disukai kalangan remaja.
Seni pencak macan, merupakan seni khas warga pesisir utara pulau jawa, dengan segala filosofisnya, yang melambangkan perjalanan manusia dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
seni ini, diperankan tiga sosok, dengan tiga karakter yang berbeda, diantaranya macan, melambangkan seorang suami, dengan semangat pantang menyerah. Monyet, melambangkan, seorang isteri, dengan cita-cita yang luhur, untuk mewujudkan keluarga yang sakinah. dan sosok gondoruwo, atau hantu, melambangkan antara murka, yang akan menggoda perjalanan anak manusia dalam mengarungi bahtera rumah tangganya.
Selain mulai disuka remaja Gresik, sejumlah wisatawan manca negera juga tertarik memperlajarinya, diantaranya yuninja, siswa Woonam Midle School, korea selatan.
Menurutnya, kesenian ini sangat menarik, karena nuansa tradisionalnya cukup kental. Karena itu, dirinya tertarik untuk mempelajari seni ini, sebagai oleh-oleh untuk negaranya.
"seni ini nuansa tradisionalnya cukup kental, dan saya sangat menyukainya" tutur Yuninja, siswa asal Korea Selatan
Pihak sekolah berharap, pemerintah ikut membantu melestarikan seni ini, terutama dengan mengadakan lomba atau festival, agar upaya pelestariannya menjadi lebih bergairah.