Menjadi predator tidaklah mudah. Banyak dari mereka dalam mengejar mangsa, berhasil hanya sesekali, dan sering buang-buang energi dalam prosesnya. Mereka bahkan beresiko terluka atau terbunuh oleh calon mangsa. Beberapa predator telah dikembangkan secara khusus teknik dan adaptasi yang memungkinkan mereka untuk mengelabui mangsa sehingga mangsa tidak pernah menduga bahaya sampai semuanya terlambat.
10. Cantil
Ditemukan di Meksiko dan Amerika Tengah, ular ini berasal dari keluarga pit viper, dan erat hubungannya dengan viper cottonmouth dan copperhead dari Amerika Serikat bagian selatan. Mereka sangat berbisa, gigitan mereka bisa menyebabkan perdarahan dan bahkan gagal ginjal, korban yang tidak segera diobati setelah terkena gigitan cantil cenderung meninggal dalam beberapa jam.
Cantil tidak bisa bergerak cepat seperti kobra dan mamba, Cantil memiliki tubuh yang pendek berat dan tidak dapat mengejar mangsa dengan cepat. Sebaliknya, ia menggunakan trik pintar untuk memikat korban-korban mereka ke dalam berbagai serangan. Karena banyak dari makanan calon korbannya adalah cacing, mereka tertipu untuk mendekati atau bahkan menyerang ekor cantil, dan kemudian ular ini bisa menyerang dan menyuntikkan racun yang mematikan pada mangsa.
9. Kura-Kura Aligator
Predator terkenal ini adalah penyu air tawar yang terbesar di Amerika Utara, yang beratnya bisa mencapai 100 kg atau lebih, dan tinggal di danau, sungai dan rawa. Meskipun tubuhnya dilengkapi dengan rahang yang kuat dan cakar yang tajam, mahluk ini tetaplah hewan kura-kura, dan tidak dapat mengejar mangsanya dengan cepat. Sebaliknya, ia menggunakan teknik berburu yang sangat mirip dengan yang ada pada pit viper Cantil.
Binatang ini terletak bergerak di air, terlihat seperti batu yang tidak berbahaya dengan rahang yang terbuka lebar. Lidahnya memiliki tambahan daging yang nampak seperti cacing, dan kura-kura bisa menggerak-gerakkan daging tersebut untuk membuatnya tampak seperti cacing.
8. Wobbegong
Wobbegongs adalah salah satu hiu yang paling aneh. Hiu ini bergerak lambat dan tidak mengejar mangsa. Sebaliknya, mereka tetap bergerak di bawah laut dengan mengandalkan kamuflase untuk menyembunyikan diri dari calon mangsa dan predator.
Ia memiliki pelengkap berdaging di sekitar mulutnya untuk tujuan ganda, yaitu untuk memecah siluet hiu sehingga meningkatkan kamuflase, dan untuk memancing ikan kecil dan hewan lainnya.
7. Anglerfish
Anglerfish adalah jenis ikan dari laut dalam, secara luas dikenal karena penampilannya yang mengerikan dan kebiasaan reproduksi yang aneh. Mereka juga merupakan ikan yang paling terkenal dari semua predator yang menggunakan teknik memikat. Menariknya, hanya betina saja yang memiliki antena, antena tersebut sebenarnya adalah duri dari punggung yang menonjol di atas mulut ikan seperti pancing. Pada ujung tulang belakang terdapat organ seperti bola yang berisi bakteri bercahaya yang bisa menghasilkan cahaya biru-hijau yang mirip dengan kunang-kunang.
Ketika ikan atau avertebrata lain terpikat, anglerfish menelannya dengan utuh, perut dan tulangnya sangat fleksibel yang memungkinkan ikan ini bisa memakan mangsa hingga 2 kali ukuran tubuhnya.
6. Ular Bertentakel
ular tentakel ditemukan di Asia Tenggara bagian timur dan merupakan spesies akuatik yang kebanyakan makan ikan. Fitur tubuhnya yang paling terkenal adalah tentakel yang berdaging aneh di moncongnya.
Tentakel ini sebenarnya sensor yang sangat sensitif, yang memungkinkan ular untuk mendeteksi gerakan dalam air dan menyerang setiap ikan yang berenang di dekatnya. Sifat lainnya yang menarik adalah kecepatan ular ini yang menyerang dengan tentakel secara luar biasa, yang diperlukan hanya 15 milidetik untuk ular untuk menangkap mangsanya.
5. Bangau Hijau
Bangau hijau dikenal suka menjatuhkan benda kecil ke permukaan air, berharap ada ikan kecil yang tertipu yang mengira bahwa benda tersebut adalah makanan, kemudian bangau ini dengan cepat menangkap korban yang tidak curiga. Tidak semua bangau hijau menggunakan teknik ini, tetapi mereka yang menjadi sangat berbakat, dan mereka bahkan melakukan percobaan dengan berbagai jenis umpan.
Beberapa bangau pernah terlihat mencuri roti karena ia pernah melihat orang-orang memberi makan bebek di kolam dengan menggunakan roti sebagai umpan. Bangau lain dikenal sering menangkap ikan kecil tapi bukan untuk dimakan, melainkan digunakan sebagai umpan untuk ikan yang lebih besar.
Beberapa ahli percaya bahwa mereka belajar dari manusia, sementara yang lain berpikir bahwa mereka belajar sendiri dengan mengamati bagaimana ikan kecil akan menyelidiki benda kecil atau binatang yang jatuh ke air. Perilaku ini jelas tidak naluriah, yang membuat bangau hijau ini sangat mungkin menjadi pemangsa paling cerdas dalam daftar ini.
4. Serangga Pembunuh Laba-laba
Serangga pembunuh adalah salah satu serangga predator yang mematikan. Mereka tidak cepat, tetapi menggunakan teknik yang cerdik untuk berburu. Beberapa menyamarkan diri mereka sebagai semut untuk memangsa semut lain dengan menggunakan kamuflase untuk menyergap mangsa.
Salah satu mangsa serangga pembunuh adalah laba-laba. Ketika serangga ini menemukan jaring laba-laba, ia menggunakan kakinya untuk memasuki benang sutra dan mengirimkan getaran yang sangat mirip dengan yang dihasilkan oleh seekor serangga ketika terjebak dalam jaring. Indra laba-laba pun menangkap getaran dan mendekat untuk menangkap sesuatu yang dikiranya adalah mangsanya, tapi serangga pembunuh sudah menunggu untuk menyergap laba-laba.
3. Coati
Coati betina dan jantan muda hidup dalam kelompok besar, sedangkan yang jantan dewasa sering hidup sendirian. Mereka terkenal akan kecerdasan mereka, dan meskipun mereka kebanyakan makan cacing, telur, buah-buahan dan serangga, mereka bersenjatakan taring besar dan cakar yang kuat dan kadang mampu berburu hewan yang lebih besar.
Menurut beberapa catatan, salah satu makanan favorit coati adalah iguana hijau. Kadal besar ini sering ditemukan di pohon, jadi coati bersiap-siap menggunakan kerja tim untuk memburu mereka. Beberapa Coati memanjat pohon dan menakuti iguana agar melompat ke tanah, dan coatis lainnya dengan cepat menangkap mereka. Iguana memang secara naluriah diprogram untuk melompat ke tanah setiap kali mereka merasa terancam. Hal itulah yang membuat trik coati yang sederhana tersebut menjadi sangat efektif.
2. Kunang-kunang Photuris
Kunang-kunang bukan lalat sejati, mereka termasuk urutan Coeleoptera, mereka sejenis kumbang. Mereka terkenal karena kemampuan mereka menghasilkan cahaya. Sebagian kunang-kunang menggunakan cahaya mereka untuk berkomunikasi satu sama lain, kebanyakan lainnya adalah untuk menarik pasangan.
Betina Photinus memiliki sayap yang sangat pendek dan tidak bisa terbang, tapi yang jantan bisa. Selama musim kawin, Photinus jantan terbang di atas tanah dan memancarkan kedipan untuk menarik betina. Betina yang di tanah menonton photinus jantan dan merespons dengan mengedipkan cahaya juga. Lalu Kunang-kunang Photuris masuk. Makhluk ini memata-matai betina dari spesies Photunis dan meniru pola mereka berkedip untuk menarik kunang-kunang jantan agar tidak curiga. Ketika kunang-kunang jantan turun ke tanah bersiap untuk kawin, mereka dengan cepat diserang dan dimakan oleh kunang-kunang Photuris.
1. Margay
Bangsa Romawi kuno percaya akan monster raksasa yang disebut Crocotta. Mahluk ini disebut sebagai binatang seperti serigala yang berasal dari India atau Ethiopia, dan juga dikenal memiliki kemampuan untuk meniru ucapan manusia. Ketika lapar, Crocotta sering bersembunyi di dekat desa atau rumah manusia dan mendengarkan dengan cermat percakapan orang-orang. Akhirnya ia akan belajar memanggil nama seseorang dan memanggil orang itu dengan namanya, memikat dia ke dalam hutan dan melahapnya.
Meskipun konsep ini menakutkan, versi Crocotta tak lebih dari versi ekstrim dari binatang dalam kehidupan nyata, hyena, makhluk yang memang bisa membuat beberapa suara menakutkan seperti manusia, tapi tidak benar-benar bisa meniru ucapan manusia.
Diketahui bahwa Margay, seekor kucing arboreal kecil dari Meksiko, Amerika Tengah dan Selatan, memiliki kemampuan untuk meniru panggilan monyet bayi yang sedang dalam kesusahan. Ini tentu saja membuat khawatir induk monyet yang kemudian datang untuk berniat menolong sebelum diserang dan dimakan oleh Margay. Para ilmuwan yang menyaksikan ini sambil melakukan penelitian di Brasil tidak bisa percaya mata mereka, namun penduduk asli tidak terkejut, mereka memberitahu para ilmuwan bahwa Margays juga dapat meniru suara hewan lain, seperti tinamou (burung terbang) dan agouti (tikus besar).