DIKUTIP.COM - Kontroversi kembali mewarnai laga Liga Super Indonesia, kali ini di Stadion Siliwangi Bandung, Minggu, 23 Januari 2011. Keputusan wasit Najamudin Aspiran, wasit yang memimpin laga Persib Bandung melawan Arema FC, yang tidak memberikan waktu tambahan memicu protes keras dari pemain dan ofisial Persib. seperti dikutip dari vivanews.com
Bahkan wasit asal Balikpapan itu sempat mendapatkan beberapa pukulan dan tendangan dari sejumlah bobotoh yang berhasil menerobos ke lapangan pada pertandingan yang berakhir 1-1 itu. Petugas yang mengawal akhirnya berhasil menghentikan aksi kekerasan dan menjaga Najamudin di area dalam stadion.
Keputusan Najamudin yang menghentikan pertandingan serta wasit keempat, Olehadi yang tak memberikan aba-aba ada atau tidak ada waktu tambahan meski selama babak kedua terjadi beberapa momen yang membuat pertandingan terhenti memang cukup membuat kubu Maung Bandung geram.
“Ya kita cukup mempertanyakan keputusannya. Padahal ada sejumlah kejadian yang seharusnya membuat wasit memberikan tambahan waktu,” kata Asisten Pelatih Robby Darwis.
Momen-momen yang dimaksud Robby itu di antaranya ketika wasit harus menghentikan pertandingan pada menit 67, saat Wildansyah tergelatak di tengah lapangan akibat terkena sikutan Muhammad Ridhuan yang akhirnya membuat wasit mengusir pemain sayap Arema asal Singapura itu.
Kejadian pada menit 67 itu, bisa dikatakan mengawali suasana panas di Stadion Siliwangi. Bobotoh yang tak puas oleh kepemimpinan wasit menumpahkan emosi mereka dengan merusak sejumlah fasilitas Stadion seperti papan A-board dan terlibat aksi saling kejar dan lempar dengan petugas keamanan.
Bahkan striker Persib Pablo Frances yang berusaha menenangkan massa bobotoh yang mengamuk pun sempat terlibat salah paham dengan petugas dan makin membuat suasana menjadi kacau. Pablo sempat dikejar sejumlah petugas keamanan yang mencoba meringkusnya karena dianggap telah melakukan tindakan yang tidak pantas kepada petugas berpakaian preman.
“Soal Pablo hanya salah paham, dia menyangka petugas tersebut adalah bobotoh,” jelas Robby.
Akibat kejadian tersebut, tersebut Persib terancam menjalani laga usiran saat kembali menjalani laga kandang berikutnya melawan Pelita Jaya Karawang, 6 Februari 2011.
Ancaman tersebut bukan tanpa dasar, seperti diungkapkan Kasgar Tap II Marsekal Madya Wahyudin yang juga menjabat sebagai Ketua Panpel Persib, selain rusaknya sejumlah fasilitas stadion Siliwangi, ia pesimis pihak Polresta Kota Bandung memberikan izin keamanan untuk laga Persib selanjutnya.
“Kalaupun masih bisa digelar di Stadion Siliwangi, mungkin akan dilaksanakan tanpa penonton. Kejadian malam ini sangat kami sesali,” terang Wahyudin.
Bahkan wasit asal Balikpapan itu sempat mendapatkan beberapa pukulan dan tendangan dari sejumlah bobotoh yang berhasil menerobos ke lapangan pada pertandingan yang berakhir 1-1 itu. Petugas yang mengawal akhirnya berhasil menghentikan aksi kekerasan dan menjaga Najamudin di area dalam stadion.
Keputusan Najamudin yang menghentikan pertandingan serta wasit keempat, Olehadi yang tak memberikan aba-aba ada atau tidak ada waktu tambahan meski selama babak kedua terjadi beberapa momen yang membuat pertandingan terhenti memang cukup membuat kubu Maung Bandung geram.
“Ya kita cukup mempertanyakan keputusannya. Padahal ada sejumlah kejadian yang seharusnya membuat wasit memberikan tambahan waktu,” kata Asisten Pelatih Robby Darwis.
Momen-momen yang dimaksud Robby itu di antaranya ketika wasit harus menghentikan pertandingan pada menit 67, saat Wildansyah tergelatak di tengah lapangan akibat terkena sikutan Muhammad Ridhuan yang akhirnya membuat wasit mengusir pemain sayap Arema asal Singapura itu.
Kejadian pada menit 67 itu, bisa dikatakan mengawali suasana panas di Stadion Siliwangi. Bobotoh yang tak puas oleh kepemimpinan wasit menumpahkan emosi mereka dengan merusak sejumlah fasilitas Stadion seperti papan A-board dan terlibat aksi saling kejar dan lempar dengan petugas keamanan.
Bahkan striker Persib Pablo Frances yang berusaha menenangkan massa bobotoh yang mengamuk pun sempat terlibat salah paham dengan petugas dan makin membuat suasana menjadi kacau. Pablo sempat dikejar sejumlah petugas keamanan yang mencoba meringkusnya karena dianggap telah melakukan tindakan yang tidak pantas kepada petugas berpakaian preman.
“Soal Pablo hanya salah paham, dia menyangka petugas tersebut adalah bobotoh,” jelas Robby.
Akibat kejadian tersebut, tersebut Persib terancam menjalani laga usiran saat kembali menjalani laga kandang berikutnya melawan Pelita Jaya Karawang, 6 Februari 2011.
Ancaman tersebut bukan tanpa dasar, seperti diungkapkan Kasgar Tap II Marsekal Madya Wahyudin yang juga menjabat sebagai Ketua Panpel Persib, selain rusaknya sejumlah fasilitas stadion Siliwangi, ia pesimis pihak Polresta Kota Bandung memberikan izin keamanan untuk laga Persib selanjutnya.
“Kalaupun masih bisa digelar di Stadion Siliwangi, mungkin akan dilaksanakan tanpa penonton. Kejadian malam ini sangat kami sesali,” terang Wahyudin.