• Senin, Maret 29, 2010
  • Administrator


Aneka jenis ikan di Kabupaten Kaur Propinsi Bengkulu, melahirkan berbagai menu masakan khas daerah dengan bahan utama dari ikan seperti dendeng sidat, pepes, presto, sop, kobayaki, sidat asap dan lain-lain. Salah satunya yang popular di Kabupaten Kaur adalah pindang bambu ikan Sidat.

Huas Sidat adalah menu masakan yang terbuat dari ikan Sidat batik yang hanya terdapat di perairan Kaur, Bengkulu. Konon, pada zaman penjajahan Jepang, mereka sangat menyukai ikan Sidat ini. Makan ikan sidat atau dikenal dengan Unagi, bukanlah makanan biasa, tetapi termasuk termahal di restoran Jepang sehingga bila kita dijamu dengan hidangan makanan tersebut, menunjukkan kita sebagai tamu terhormat. Ciri khas ikan Sidat adalah bertelur dilaut dalam, menetas di muara muara sungai dan membesar di air tawar

Sebelum dimasak, ikan Sidat segar dibersihkan dan dipotong-potong menjadi beberapa bagian kecil. Bentuknya yang panjang hampir menyerupai belut mempermudah proses pemotongannya. Bumbu yang digunakan adalah jahe, kunyit, bawang merah dan putih, daun serai, daun bawang, tomat dan cabe merah.

Irisan bumbu diatas diaduk bersama ikan Sidat yang sudah dipotong-potong. Lalu diberi garam, penyedap rasa dan air putih secukupnya. Ikan Sidat yang sudah diberi bumbu, selanjutnya dimasukkan kedalam bambu. Bambu yang digunakan harus bambu muda agar nanti saat dibakar, bambu akan mengeluarkan air yang akan membuat masakan kian gurih dan memiliki cita rasa tersendiri.

Cara memasak huas Sidat memang tergolong unik dan memakan waktu lama. Yakni, sekitar dua jam dibakar diatas bara api. Ikan Sidat harus dipastikan benar-benar matang agar tidak amis dan bumbunya betul-betul meresap kedalam serat daging ikan.

Huas Sidat sangat digemari oleh masyarakat kabupaten Kaur. Masakan ini bisa dipesan di berbagai restoran atau rumah makan yang ada di daerah tersebut.

Biasanya, huas Sidat dimakan dengan nasi yang dibungkus dengan daun pisang. Tradisi ini mereka lakukan sudah sejak zaman nenek moyang mereka dulunya.

Selain lezat dan gurih, air bambu yang meresap ke dalam serat daging ikan membuat masakan ini memiliki rasa yang berbeda dengan menu masakan ikan lainnya.

Mengenai harga, huas Sidat rata-rata dijual dengan harga 35.000 hingga 45.000 Rupiah setiap porsinya. Memang sedikit mahal, tapi sebanding dengan kelezatannya. Penasaran, silahkan berkunjung ke restoran di kabupaten Kaur!!

Related Posts:

  • PRODUKSI GULA MERAH TAK SEMANIS RASANYA Gula merah atau gula aren memiliki rasa manis yang khas. Jika kita membuat kolak singkong atau dawet, tak sempurna rasanya, jika gulanya tidak menggunakan gula merah. Meski demikian, membuat gula merah, ternyata tak semanis … Read More
  • MENDULANG RUPIAH DARI BETERNAK KAMBING ETAWA Beternak kambing etawa kini bisa bisnis yang menjanjikan. Selain bisa menghasilkan daging dan susu, kambing etawa bisa mengikuti kontes kambing yang kerap di gelar para penggemarnya. Adalah Irfan, warga Desa Made Kecamatan … Read More
  • INLAH MEUBEL KHAS MADURA GO MANCANEGARA DIKUTIP.COM - Berbagai macam jenis seni ukir menjadi salah satu bentuk kekayaan negeri kita. Tak terkecuali seni ukir Meubel Inlay dari Bangkalan Madura, yang dibuat dari kayu jati bekas. Keunikan furniture ini, terleta… Read More
  • SOUVENIR CANTIK DARI BAMBU MERAMBAH PASAR EKSPOR Bambu, identik dengan pagar anyam atau bangunan rumah rumah di pedesaan. Namun tidak bagi seorang pengrajin di Temanggung, Jawa Tengah. Bambu yang berharga murah disulap menjadi barang seni yang mempunyai nilai lebih dan coc… Read More
  • SENI KREASI BERBAHAN KULIT BUAH MAJADIKUTIP.COM - Ingatkah anda dengan buah maja dalam legenda asal muasal Kerajaan Majapahit? Ya, ternyata buah yang memiliki rasa pahit tersebut, bisa di kembangkan menjadi bahan baku utama kerajinan yang banyak di suka masyara… Read More

BTemplates.com

Categories

Kamera CCTV Palembang

Popular Posts

Blog Archive